SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Hasil real count KPU Tulungagung melalui aplikasi Android menunjukka, pasangan Syahri Mulyo-Maryoto Birowo (Sahto) unggul atas pasangan Margiono-Eko Prisdianto (Mardeko).
Tercatat pada Rabu (27/6/2018) pukul 21.13 WIB, data yang masuk ke KPU mencapai 82,45 persen.
Pasangan Sahto unggul 59,8 persen, dan pasangan Mardeko mendapatkan 40,2 persen.
Hasil ini cukup mengejutkan karena Cabup Syahri Mulyo saat ini berstatus tersangka korupsi dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menanggapi hitungan versi KPU ini, Wakil Ketua Tim Pemenangan Mardeko, Adib Makarim, mengatakan, pihaknya menunggu hasil resmi yang dikelurkan KPU.
Hasil resmi KPU adalah hasil perhitungan yang dilakukan dalam rapat pleno, yang melibatkan tim pemenangan kedua pasangan calon (paslon).
“Hasil hitungan KPU itu kan belum hasil resmi. Masih masih menunggu hasil remi KPU saja,” ujar Adib.
Lanjut Adib, pihaknya juga masih mengumpulkan data C1 dari para saksi di lapangan.
Namun Adib mengungkapkan hasil rekapitulasi suara, berdasarkan formulir C1 yang sudah masuk.
Pihaknya juga tengah mempelajari sejumlah indikasi pelanggaran.
Termasuk aduan politik yang yang masuk ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Tulungagung.
“Kami masih mengkaji dugaan pelanggaran, apakah massif atau tidak,” tambahnya.
Selain itu Adib juga menyoroti banyaknya suara tidak sah.
Suara tidak sah ini tersebar di semua Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Apakah itu karena kelalaian atau faktor lain? Kami masih melakukan kajian,” tegasnya.
Pasangan Mardeko didukung oleh 9 partai politik. Namun ternyata dalam perhitungan versi data aplikasi KPU, Mardeko kalah.
Menurut Adib, kemenangan dalam Pilkada ditentukan oleh pilihan masyarakat.
Sosok calon maupun dukungan partai tidak menentukan.
“Ini murni pilihan msyakat, bukan partai, bukan sosok. Kita tunggu saja hasil resminya,” pungkas Adib.
Sementara Calon Wakil Bupati Tulungagung nomor urut satu, Eko Prisdianto juga enggan menanggapi kekalahan.
Sebab menurutnya, cata C1 yang masuk dan direkap oleh tim pemenangannya masih 15 persen.
“Masih 15 persen, masih belum tahu secara pasti (hasilnya),” ucap Eko.
Namun Eko mengaku siap jika nantinya kalah.
Eko berharap, setelah Pilkada ini semua dinetralisasi sehingga tidak ada konflik.
“Warga harus tetap damai, kembali ke jati dirinya, tetap guyub rukun dan tetap bersatu,” ujar dalang kondang asal Tulungagung ini.