SURYAMALANG.com - Lombok kembali di guncang gempa, kali ini sebesar 6,2 skala richter.
Gempa tersebut terjadi pada Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 12.55 WIB menurut catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Menurut data dari situs resmi BMKG, gempa tersebut perpusat 6 kilometer barat laut Lombok Utara dengan kedalaman 12 kilometer, namun gempa ini tak berpotensi tsunami.
Gempa ini dapat dirasakan di beberapa lokasi di Lombok, Bali dan Sumbawa dengan skala MMI sebagai berikut.
Lombok Utara IV, Mataram V, Klungkung III-IV, Denpasar IV, Lombok Tengah IV, Sumbawa II, Tabanan II-III.
Modified Mercalli Intensity atau MMI adalah satuan yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, begini penjelasan lengkapnya.
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI (Sumbawa dan Tabanan)
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI (Tabanan dan Klungkung)
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI (Denpasar, Lombok Tengah, Lombok Utara)
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI (Mataram)
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Seperti yang diketahui, Lombok telah beberapa kali diguncang gempa.
Yang terbesar terjadi pada Minggu (5/8/2018) sebesat 7 S.R.
Sejak itu, Lombok terus-terusan di guncang gempa, BMKG sendiri mencatat kurang lebih ada 344 gempa yang terjadi di Lombok hingga Kamis pagi ini.
Hal ini disampaikan oleh Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG dalam artikel di kompas.com berjudul “BMKG: Hingga Kamis Pagi Tadi, Tercatat ada 344 kali Gempa di Lombok” yang di unggah Kamis (9/8/2018) sebelum terjadinya gempa susulan siang ini.
Menurut Dwikorita, dari 344 gempa itu hanya 17 yang dapat dirasakan oleh manusia.
Dia menjelaskan bahwa hanya gempa berkekuatan 3.0 Skala richter yang dapat dirasakan oleh manusia.
Iapun juga mengungkapkan kalau gempa di Lombok kekuatannya terus melemah dan tidak mengakibatkan kerusakan.
Menurut Dwikorita lagi, titik puncak getaran gempa dan potensi Tsunami sudah terlewati dan sensor pendeteksi gempa sudah menunjukan angka yang wajar.