Sementara untuk menghilangkan batu itu, jika masih kecil ukurannya, bisa tanpa operasi.
Misalkan dengan sering minum sehingga keluar alami. Ada juga yang dibantu dengan obat.
“Operasi itu itu alternatif terakhir,” ujarnya.
Ukuran batu bervariasi. Ia menyatakan pernah melakukan operasi dengan berat batu ukuran 1,67 kg di kandung kemih.
Jika ada batu di bawah ginjal akan lebih fatal karena bisa menjadikan gagal ginjal.
Dijelaskan Besut, orang yang aktif atau banyak bergerak akan lebih cepat mengeluarkan batu ditubuhnya karena sering minum dan kencing.
Beda dengan orang yang tidak bergerak atau tidak aktif. Ia juga mengingatkan soal ada silent stone sehingga tidak ditemukan keluhan.
“Ini kadang pasien juga kecolongan. Dikira batunya sudah keluar ternyata masih ada. Tahu-tahu juga bisa gagal ginjal,” paparnya.
Jika sudah ada keluhan, sebaiknya melakukan screening air kencing.
Dekan FK UB Dr dr Sri Andarini MKes menyatakan di FK UB juga memiliki animal house, sebuah lab untuk riset dengan menggunakan tikus.
Ini juga bisa mendatangkan uang sebagai hewan uji.
“UB yang kedua. Yang pertama ada di UI. Namun di sini perlu peralatan lagi. Kami sudah mengajukan Rp 5 miliar namuh sudah diberi Rp 1 miliar,” kata Andarini.
Sehingga peralatan lainnya menyusul. Untuk pengolahan limbahnya berstandar internasional.