“Program pemerintah kota Batu kan memilah sampah di rumah, nah dengan alat ini membantu mendukung program tersebut.”
“Sekiranya masyarakat juga mendapatkan ilmu tentang pengolahan sampah,” imbuhnya.
Alat ini juga ditaruh di tempat yang penuh dengan pohon bambu, agar menyerap udara yang keluar saat proses pembakaran.
Asap yang dikeluarkan dari alat itu setelah disaring hanya 60 persen saja.
Anggaran yang dikeluarkan ini sekitar Rp 62 juta per unit dari anggaran Dana Desa.
Namun adanya alat ini juga masih belum 100 persen menyadarkan masyarakat agar peduli lingkungan.
Masih banyak masyarakat yang tidak mau membuang sampah di situ, dan lebih memilih membuangnya di sungai.
“Makanya kami juga berdayakan jasa pengangkut sampah.”
“Jadi yang rumahnya jauh dari lokasi nanti diangkut sama yang ambil sampah.”
“Sampai sekarang masih mengcover 6 RT,” imbuhnya.
Satu warga Desa Sumbergondo, Rianti mengatakan terkadang dirinya masih sering membuang sampah di kontainer dekat sungai.
Namun ketika warga tahu ada alat itu, setidaknya mengurungkan niat untuk buang sampah sembarangan.
“Ya kadang masih lempar sampah di kontainer. Sekarang buang sampah di alat itu.”
“Karena penasaran juga bagaimana cara kerja alatnya,” kata dia.