Polisi juga menemukan pesan rencana kematian.
Pesan kematian tersebut ditulis di buku warna ungu yang ditemukan polisi di sekitar lokasi.
Dalam buku tersebut tertulis kekecewaan Sumardi kepada istrinya.
Sumardi juga menyebut terkait perselingkuhan.
‘Aku mbok kongkon nang Mojokerto, awakmu ndek Suroboyo gendakan. Daripada aku mbok gawe loro ati. Lebih baik awakmu mati aku yo mati.’
‘Kamu menyuruh saya ke Mojokerto, sedangkan kamu di Surabaya pacaran. Daripada kamu membuat saya sakit hati, lebih baik kami mati, saya juga mati.’
Dari pemeriksaan polisi, tulisan tangan bertinta hitam tersebut serupa dengan tulisan Sumardi.
“Setelah kami tindak lanjuti, tulisan itu sama dengan tulisan si suami,” kata Eko Sudarmanto.
Dugaan kecemburuan tersebut diperkuat dengan hasil pemeriksaan polisi kepada warga sekitar.
Warga pernah mendengar Sumardi bertengkar dengan istrinya.
“Berdasar informasi dari tetangga, keluarga ini memang sering cekcok,” kata Eko Sudarmanto.