Soal hasil tersebut, Milomir Seslija Pelatih Arema FC mengatakan jika saat itu timnya tak mengalami masalah fisik, namun mental bertanding para pemain tengah dalam kondisi yang kurang baik. Hal itulah yang membuat Singo Edan tak maksimal dalam bertanding sehingga berakibat paceklik kemenangan.
"Masalah kami bukan pada fisik, tapi masalah mental. Tentu jika bermain dengan mental buruk maka hasilnya juga akan buruk," kata Milomir Seslija, Rabu (25/9/2019).
Namun kini ia memastikan jika mental para pemain tengah dalam kondisi baik apalagi setelah dapat mengalahkan PSS Sleman dengan kemenangan telak di kandang.
"Saat ini mental tim sedang baik. Para pemain merespon dengan baik kritikan untuk tim ini selama meraih hasil yang kurang memuaskan sebelumnya," jelasnya.
Ia juga mengaku puas dengan penampilan timnya kemarin, karena seluruh pemain memperlihatkan kemampuan sesungguhnya meskipun beberapa pemain andalan masih absen.
"Tim tampil dengan pergerakan yang baik. Semua terus berlari dan berjuang. Apabila ini terus dipertahankan, maka bukan tidak mungkin Arema akan jadi salah satu tim terbaik di Liga 1," ujar Milo.
3. Cara Copet Beraksi di Kanjuruhan
Salah sasaran mewarnai kericuhan suporter dalam laga Arema FC Vs PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (24/9/2019) sore.
sejumlah Aremania menghajar orang yang diduga suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS).
Padahal orang yang dihajar itu ada suporter Arema FC.
“Dari laporan staf panpel, dua orang yang dibawa ke rumah sakit kemarin ada yang BCS dan ada yang Aremania.”
“Sesuai SOP, kami bawa korban pemukulan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.”
“Biaya penanganan dari manajemen Arema FC,” kata Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (25/9/2019).
Haris menjelaskan salah sasaran pernah terjadi ketika Arema FC melawan tim yang berstatus tim rival tersebut merupakan modus para copet untuk beraksi.
“Salah sasaran ini adalah modus para copet. Saya sudah katakan itu ke Aremania.”