Sebelum memasang beton penyangga tersebut, dewan terlebih dulu akan mendengarkan pemaparan Detail Engineering Design (DED) dari tim ahli Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Pemaparan tersebut akan dilakukan pada Rabu (13/11) yang akan bertempat di Universitas Brawijaya Malang.
"Kita lihat hasil pemaparan dulu seperti apa. Karena pembangunan jembatan ini baru bisa dianggarkan pada tahun 2021. Biayanya sekitar Rp 40-50 miliar. Dan itu berdasarkan perhitungan dari Dinas PUPR," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Malang, Hadi Santoso membenarkan, pihaknya akan memasang beton penyangga di Jembatan Muharto.
Pemasangan itu dilakukan untuk mengamankan jembatan Muharto yang kekuatannya kini tinggal 40 persen.
Sebelum melakukan pemasangan, pihaknya akan melakukan kajian lebih dulu dengan tim forensik dari UB Malang.
Kajian itu dilakukan guna menentukan desain beton yang akan dilakukan untuk penyangga jembatan.
"Untuk jumlahnya berapa kami masih belum tahu. Tapi yang paling penting setiap pilar di Jembatan Muharto harus diberi penyanggah," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Sony itu menginginkan, sembilan gelagar di Jembatan Muharto nantinya juga diberi beton penyangga.
Terutama untuk lima gelagar yang kondisinya kini telah putus di Jembatan Muharto.
"Tiga di sisi timur, dua di sisi barat yang putus harus diberi penyangga, dan empat gelagar yang di tengah harus diberi juga," terangnya.
Meski demikian, beton penyangga yang nantinya dipasang tidak akan menambah kekuatan Jembatan Muharto.
Apabila kekuatan ditambah, kata Sony harus dilakukan pembuatan jembatan baru.
Dia pun juga tidak bisa memperkirakan kapan jembatan Muharto ini akan dibangun.
"Yang pasti desain kekuatan beton penyangga sampai lima tahun, kami harap di tahun 2021 nanti ada anggaran untuk membangun jembatan tersebut," tandasnya.