Enam pelaku itu membuat skenario seolah-olah merampok DWR dan korban.
“Skenarionya seolah-olah DWR tidak kenal dengan pelaku lain. Padahal DWR yang menyusun skenario perampokan,” tandasnya.
Lalu DWR dan korban mendatangi Polsek Asemrowo untuk melaporkan perampokan itu.
Saat itu DWR pura-pura menemani korban melapor ke polsek.
DWR pun juga diperiksa sebagai saksi.
“Ternyata ada polisi yang mengenal DWR. Sebab, dulu DWR pernah ditangkap kasus jambret dan diversi karena anak-anak,” kata Agus.
Dalam pemeriksaan, DWR mengaku jika menjadi otak perampokan itu.
“Setelah mendengar pengakuan itu, kami mendatangi tempat tersangka biasa berkumpul.”
“Saat itu tidak ada satupun teman-temannya yang muncul. Mereka baru muncul dua hari kemudian, lalu kami tangkap,” tambahnya.
Kepada petugas, DWR mengaku menjual motor korban ke Madura seharga Rp 3 juta.
“Uangnya dibagi rata antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per orang,” tandas Agus.