"Sekarang 175 pasien ODGJ berat yang kami tangani. Tidak ada yang dipasung," kata Liana.
Di puskesmas itu, para pasien ODGJ diajak ke Posyandu Kesehatan Jiwa saban sebulan sekali.
Mereka diajak bermain, diajari keterampilan, dan lain-lain.
Ketika menemukan pasien ODGJ, lebih-lebih yang dipasung, anggota Puskesmas tersebut bergerak mendekat ke keluarga dan tetangganya.
Setelah itu, kata Liana, mereka berkoordinasi dengan berbagai instansi-instansi terkait untuk tindakan lebih lanjut.
"Jadi tidak semudah yang dibayangkan. Kami negosiasi luar biasa ke keluarga dulu, lalu masyarakat sekitar," ungkapnya.
Salah satu tantangan dalam menyehatkan ODGJ, lanjut dia, terjadi ketika pasien dipulangkan.
Ada beberapa kali kejadian, keluarga dan masyarakat sekitar masih merasa takut dan meyakini pasien tersebut tidak akan sembuh.
"Padahal pasien ODGJ bisa disembuhkan, asalkan dengan perawatan yang tepat," tuturnya.