Polisi Surabaya Masih Kejar Bandit Kakap Asal Malang, Setelah Tembak Mati 3 Anggota Komplotannya

Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiri ke Kanan ; Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Iwan Hari Purwanto, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran dan Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Ardian menunjukkan foto tersangka dan barang bukti setelah tembak mati 3 bandit jalanan asal Malang

SURYAMALANG.COM, SURABAYA  - Polisi Surabaya atau petugas dari Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya masih kejar bandit jalanan dari komplotan penjahat  asal Malang-Pasuruan.

Perburuan masih dilakukan terlebih setelah mereka menembak mati tiga pelaku kejahatan jalanan dari komplotan itu.

Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Iwan Hari Purwanto menjelaskan, para komplotan yang berasal dari luar kota itu tak jarang menetap beberapa hari di Surabaya saat hendak beraksi.

6 Wilayah di Kabupaten Malang Jadi Sarang Narkoba, Suplai dari Madura, Surabaya dan Jakarta untuk

Kronologi Treaneta Cewek SMA Jebolan The Voice Indonesia Terekam Kamera Tendang Kepala Ibunya

Wisata Feeling Good Ranu Manduro Diterpa Isu Video Mesum Hubungan Badan, Ini Pengakuan Karang Taruna

"Ini yang akan kami kembangkan bagaimana komplotan ini kerap menjadikan Surabaya sebagai wilayah sasaran dan safe house sementara," kata Iwan, Kamis (27/2/2020).

Tiga komplotan yang ditembak mati adalah Widodo alias Congek, Bambang dan Wiwid alias Congek.

Iwan sebut pihak kepolisian masih fokus melakukan pengembangan ke komplotan lain.

Dari catatan kepolisian, di Malang ketiga tersangka ini biasa beroperasi di kawasan Kepanjen, Pakis, terutama di Malang Kota.

Sasarannya selalu perumahan. Begitu di wilayah Malang ini sepi mereka langsung beroperasi ke Surabaya.

"Di Surabaya menjadi lokasi kedua setelah Malang saat kondisinya sudah tidak memungkinkan (kerja di Malang)," tambahnya.

Hasil penyelidikan, kawanan ini kerap menyasar perumahan di wilayah Rungkut dan Mayjend Sungkono Surabaya pada jam rawan, mulai dini hari sampai subuh.

“Mereka beroperasi dini hari saat subuh. Kalau di perumahan tidak ada hasil mereka menunggu di jalanan dan beralih membegal, untuk di Surabaya ada enam laporan polisi,” lanjut dia.

Mantan Kapolsek Cerme ini mengatakan, tersangka ini beraksi sesuai dengan pesanan penadah.

(Firman Rachmanudin)

Berita Terkini