Kronologi Video Ibu Siksa Bayi Umur 8 Hari, Dibuat Status WhatsApp Agar Pacarnya Lihat, Cemburu Buta

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi ibu siksa bayi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Terangkum kronologi video Ibu siksa bayi umur 8 hari gara-gara cemburu. 

Ibu muda berinisal EF itu cemburu karena pacarnya dekat dengan wanita lain dan menjadikan bayinya pelampiasan.

Niatnya video tersebut oleh EF dijadikan pancingan di status WhatsApp agar pacarnya melihat, namun akhirnya justru viral. 

Berikut kronologi selengkapnya:

1. Membuat 2 video 

Peristiwa video Ibu siksa bayi umur 8 hari ini dilakukan EF, wanita di Samarinda, Kalimantan Timur.

EF menganiaya bayinya karena kesal pacarnya dekat dengan perempuan lain.

Aksinya tersebut direkam dalam video hangga akhirnya viral.

Total 2 video berdurasi 24 detik dan 11 detik tersebut tersebut tersebar, hingga akhirnya petugas dari Polsek Samarinda Kota melakukan penyelidikan. 

"Kami temukan ibu ini bersama anaknya, bayinya, itu menumpang sama orangtuanya," ungkap Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Kota, Iptu Abdillah Dalimunthe saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/6/2020) artikel 'Ibu Ini Siksa Bayinya'

2. Hubungan di Luar Nikah 

modus penculikan bayi (Tribun Jogja)

Bayi tersebut, kata Abdillah, hasil dari hubungan di luar nikah antara perempuan tersebut bersama pacarnya.

"Jadi statusnya belum nikah, masih pacaran tapi punya anak," jelasnya.

Abdillah mengatakan, penyiksaan tersebut dilakukan karena perempuan tersebut kesal melihat pacarnya atau ayah dari laki-laki tersebut dekat dengan perempuan lain.

3. Memasang Status di WhatsApp 

WhatsApp tingkatkan panggilan video call hingga 50 orang. (Tribunnews)

Setelah merekam, perempuan tersebut kemudian memasang status di WhatsApp video penyiksaan itu dan berharap agar pacarnya melihat.

"Tapi ternyata video tersebut viral," jelasnya.

4. Kondisi Bayi 

Ilustrasi. (google)

Unit Reskrim Polsek Samarinda Kota dan tim dari Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Samarinda, langsung membawa bayi tersebut ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

"Tim medis masih lakukan pemeriksaan terhadap bayi. Tapi katanya, tidak ada luka atau tanda kekerasan. Hanya ditemukan kurang gizi, enggak terurus," ujarnya. 

Sementara, pelaku diamankan dan mau dikonsultasikan dengan psikolog.

Kasus Serupa di Pekanbaru 

Sebelumnya kasus penyiksaan terhadap bayi juga terjadi di Pekanbaru. 

Reka ibu rumah tangga berusia 20 tahun di Kota Pekanbaru tak pernah menyangka jika malam itu bayi perempuannya meregang nyawa ditangan suaminya, Harisman (30).

Sang anak, AN yang berumur 1,5 tahun adalah anak Reka dengan suami yang dahulu. Reka bercerai dan menikah dengan Harisman.

Mereka kemudian tinggal di Jalan Sidodai, Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

ibu pukuli bayinya pakai alat musik (Tribunnews.com)

Hari itu, Rabu (3/6/2020) AN rewel dan terus menangis.

Sang ayah tiri, Harisman, langsung menggendong AN dan memasukannya ke dalam bak mandi.

Bocah 1,5 tahun tersebut masih terus menangis.

Dengan emosi, Harisman kembali menenggelamkan AN ke dalam bak mandi.

Tak hanya itu, pria 3o tahun itu membawa AN ke kamar dan membenturkan kepala bocah 1,5 tahun itu ke dinding.

Benturan tersebut sempat didengar oleh tetangga sekitar pukul 13.00 WIB.

ilustrasi Bayi (Kompas)

Reka berusaha menyelamatkan anaknya dan menghentikan penganiayaan yang dilakukan suaminya.

Namun Harisman memukul Reka dan mengancam agar tidak menceritakan penganiayaan tersebut pada orang lain.

"Istri pelaku berusaha melerai, tapi tidak dihiraukan dan malah memukul wajah istrinya. Pelaku juga mengancam istrinya agar tidak memberitahukan pada orang lain," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Awaluddin Syam, Kamis (4/6/2020) dikurip dari Kompas.com artikel 'Bayi Perempuan 1,5 Tahun Tewas di Tangan Sang Ayah'

Kekejaman yang dilakukan Harisman tak berhenti di situ.

Hingga malam hari, ia terus menyiksa AN. Terakhir, Harisman menginjak dada AN.

Bocah perempuan itu diam dan tak menangis lagi.

Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Mengetahui sang anak tak lagi menangis, Reka berteriak meminta tolong.

Ia kemudian meminta suaminya untuk membawa AN berobat ke rumah sakit.

Namun Harisman memilih keluar rumah dengan alasan mencari pinjaman uang untuk biaya pengobatan korban.

Karena curga, Willy dan Andi, tetangga Reka langsung medatangi rumah Reka dan melihat Harisman pergi keluar rumah.

Mereka masuk ke dalam rumah dan melihat AN sudah terbaring di ruang tamu dengan kondisi tangan kiri memar. Saat dicek, AN ternyata telah meninggal dunia.

"Atas kejadian tersebut, saksi Willy dan Andi melaporkan kejadian itu ke Polsek Bukit Raya. Setelah kita lakukan penyelidikan, pelaku berhasil kita tangkap," kata Awal.

Bocah Disiksa Ayah Tiri (Tribunnews)

Polisi kemudian mecari Harisman yang melarikan diri setelah menyiksa sang anak tiri.

Dia ditangkap di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan.

Karena berusaha melarikan diri, polisi menembak kaki pria 30 tahun tersebut.

Harisman lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru untuk mendapatkan penanganan medis.

"Pelaku saat ini diamankan di Polresta Pekanbaru untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pekanbaru Iptu Budhia Dianda, Kamis (4/6/2020).

Berita Terkini