Berita Surabaya Hari Ini

Sindikat Uang Palsu Antar Provinsi Dibongkar, Polisi Temukan 10 Miliar Pecahan 100 Ribu

Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakapolrestabes Surabaya,AKBP Hartoyo didampingi Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran dan Deputi Bank Indonesia Jawa Timur, imam Subarkah menunjukkan barang bujti uang palsi dengan total 10 Miliar pecahan 100 ribu.

Penulis : Firman Rachmanudin , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sindikat produsen dan peredaran uang palsu pecahan Rp 100.000 dibongkar unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Enam orang diamankan polisi di tempat dan waktu berbeda.

Mereka adalah Siswandi (53) warga Griya Permata Merie Kranggan, Mojokerto, Umar (34) warga Bukit Palma Surabaya, Syaifudin (41) warga Cakraningrat, Kaliwungu, Jombang, Sugiono (42) warga Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat, Nistam (62) warga Cengkareng, Jakarta Barat dan Dani (35) warga Jalan Taman Pinang Indah, Tangerang.

Sejak tahun 2019 akhir, keenam tersangka itu sudah mulai beroperasi dengan menyepakati proses produksi uang palsu.

Berbekal keahlian dari percetakan tempatnya bekerja, Sugiono dan Listam lantas mencari sponsor untuk membiayai produksi uang palsu.

"Nilainya 100 juta rupiah. Sebagi modal untuk membeli alat dan bahan untuk mencetak pecahan uang 100 ribu palsu," beber Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Kamis (5/11/2020) sore.

Pengungkapan itu bermula saat polisi menemukan sejumlah uang palsu dari seseorang bernama Umar di rumahnya di kawasan Bukit Palma.

Dari sana polisi terus mengembangkan hingga mendapati lima tersangka lain termasuk tiga tersangka yang sudah lebih dulu ditangkap Polres Ngawi dan Polres Lamongan.

"Mereka sindikat antar provinsi. Pangsa pasarnya ya nanti akan dimasukkan ke ATM atau diperjual belikan. Namun sebelum itu terjadi lebih masif berhasil kita ungkap,"tambahnya.

Dari tangan para tersangka itu, polisi menemukan total 10 Miliar uang palsu pecahan 100 ribu rupiah.

"Sebagian belum terpotong. Masih dalam bentuk lembar kertas A1," lanjutnya.

Sementara itu, Deputi Bank Indonesia Jawa Timur, Imam Subarkah yang juga hadir dalam konferensi pers mengungkapkan sekilas uang tersebut nampak sama menyerupai aslinya.

"Tapi jika jeli dilihat diraba dan diterawang nampak jika uang ini hanya di print. Tidak ada sensasi kasar di kertas,lalu tanda airnya juga tidak telrihat. Diterawang juga tidak terlalu terlihat," kata Imam.

Tak hanya itu, Imam memastikan jika uang palsu tersebut tidak akan masuk ke ATM secara otomatis lantaran sistem ATM setor tunai sudah mampu memindai jenis uang apalagi membedakan yang asli dan palsu.

Halaman
12

Berita Terkini