Terakhir, massa aksi juga menyampaikan tiga sikap dari Arek Malang tanpa maksud mewakili siapapun.
1. Menentang keras Industry Modern Football sebagai system tak manusiawi yang nyata-nyata menempatkan suporter menjadi bagian terpisah dari klub.
Selain itu juga menganggap suporter hanyalah customer alat pendulang laba.
2. Mulai detik ini PT. AABBI (AREMA FC) sebagai korporasi Nir-empati merupakan suatu entitas yang terpisah dari gerakan #UsutTuntas Tragedi Kanjuruhan.
Arema FC juga tidak lagi layak menyandang akronim Arek Malang.
3. Arek Malang akan tetap konsisten mengawal perjuangan #UsutTuntas Tragedi Kanjuruhan sampai titik darah penghabisan.
"Sikap dari massa aksi Arek Malang sebagai bentuk akumulasi kekecewaan, titik didih, dan luapan amarah"
"Sikap ini juga sebagai penanda bahwa berakhirnya hubungan emosional antara Arek Malang dengan PT. AABBI dan bentuk nyata bahwa penghianat akan berjalan sendiri," tulisnya.
- Pertimbangan Bubar
Melihat hal tersebut, manajemen Arema FC akan pertimbangkan keputusan bubar jika situasi memang dianggap tidak kondusif.
Hal itu ditegaskan Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT AABBI) Tatang Dwi Arfianto menyikapi kondisi di Malang saat ini.
Tatang mengatakan, Arema FC telah melakukan berbagai macam upaya pasca Tragedi Kanjuruhan.
Mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, memberi layanan trauma healing, menghadapi proses serta gugatan hukum baik pidana dan perdata.
Serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi.
"Jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif"
"Kami manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan," ucap Tatang Senin (30/1/2023).