Tatang mengatakan, Arema FC sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan pasca Tragedi Kanjuruhan.
Klub berjuluk Singo Edan itu juga terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal.
Maka dari itu, jajaran direksi dan manajemen Arema FC sudah berkumpul untuk membicarakan langkah berikutnya seperti apa terkait situasi yang terjadi.
Termasuk untuk mempertimbangkan Arema FC bubar.
"Jika sebelumnya kami memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya."
"Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas"
"Tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak," tandasnya.
Tatang juga mengungkapkan yang dialami Arema FC atas insiden ini tetap tidak sebanding dengan rasa duka yang dialami Aremania saat peristiwa Kanjuruhan.
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan pecah selepas Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3.
Pada tragedi itu, tercatat 135 orang meninggal dunia.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Rifky Edgar)