Berita Lumajang

Pelaku Usaha Bengkel Otomotif Konvesional di Lumajang Ketar-Ketir Hadapi Gempuran Motor Listrik

Penulis: Mohammad Erwin
Editor: rahadian bagus priambodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa sedang memperbaiki motor di Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor Anugerah Lumajang.

SURYAMALANG.COM | LUMAJANG -Pelaku usaha otomotif kendaraan konvesional was-was atau khawatir dengan peredaran motor listrik di Indonesia yang semakin masif .

Wijen Utomo, Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor Anugerah Lumajang mengatakan motor listrik akan jauh lebih menguntungkan konsumen karena hemat biaya perawatan.

Lantaran motor listrik memiliki sedikit komponen yang harus diganti secara berkala, berbeda dengan motor konvensional.

Kata Wijen, perubahan tersebut bisa jadi menggerus omzet jasa servis bengkel otomotif.

"Kami memprediksi ini akan mempengaruhi omzet pelaku usaha otomotif bengkel. Ongkos servis akan lebih murah dan tidak banyak komponen yang diganti secara berkala. Adapun baterai tapi usianya lama sampai 5 tahun baru berganti,"

"Lebih ekonomis untuk konsumen namun untuk kerja mekanik akan berkurang juga. Jasa servis akan jauh berkurang. Tapi nanti pinter-pinternya kita agar dapat bertahan," ujar Wijen ketika dikonfimasi.

Menurut Wijen, dirinya sebagai pelaku usaha otomotif mau tidak mau harus siap menghadapi perubahan tersebut. Ia mengaku akan belajar kompetensi motor listrik bagi peserta didik.

"Kami akan pelatihan dulu untuk motor listrik. Perubahan ini kami tengah mempersiakan agarĀ  bisa siap menghadapi era motor listrik," katanya.

Wijen menilai cara kerja motor listrik tak jauh beda dari motor konvensional secara kelistrikan. Alhasil, adanya motor listrik tidak ditanggapi begitu asing-asing amat baginya.

"Dari segi kelistrikan tidak jauh beda dengan motor konvensional. Dalam motor konvesional, komponen kelistrikannya sudah kami pelajari. Tinggal bagaimana meningkatkan kompetensinya saja," paparnya.

Pria asal Kunir Lumajang ini menjelaskan komponen motor listrik yang paling mahal hanya baterai. Harganya pun 50 persen dari harga jual motor tersebut. Kendati demikian, pergantian baterai menurut Wijen memiliki rentang waktu cukup lama.

"Dari segi komponen batrei memang harusĀ  diganti ketika sudah waktunya, usia pakai bisa mencapai 5 tahun. Dan ini komponwn batrei tersebut harganya 50 persen dari harga motor listriknya," ungkapnya.

Sementara itu, Wijen menyakini invasi motor listrik hanya tinggal menunggu waktu. Kata dia, motor listrik akan semakin banyak begitu sumber minyak dunia makin menipis.

"Seperti halnya dulu motor injeksi awal-awal muncul, banyak yang menyebut mahal lah, biaya perawatan besar dari motor karburator. Ketika pabrik motor sudah tidak memproduksi karburator, maka akan beralih semua ke injeksi. Nah analogi ini bisa saja terjadi di motor listrik. Semua orang akan beralih ke motor listrik jika pabrikan tidak lagi memproduksi motor konvensional," tutur Wijen.

Di sisi lain, Wijen masih meragukan durabilitas dan kekuatan motor listrik saat digunakan di wilayah terjal dan pegunungan.

"Memang lebih ekonomis, namun jika dipakai di kondisi jalanan seperti sawah dan pegunungan, belum tahu akan sekuat apa," tutupnya.

Berita Terkini