Tukar Guling Stadion Gajayana Malang

Sikap Ketua DPRD Kota Malang Soal Rencana Tukar Guling Stadion Gajayana

Penulis: Benni Indo
Editor: Yuli A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Renovasi Stadion Gajayana untuk bisa berstandar internasional membutuhkan biaya perkiraan mencapai Rp 200 miliar.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika, menyatakan masih belum menerima keterangan resmi mengenai rencana pembangunan stadion baru dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata.

Sejauh ini, pembahasan yang pernah dilakukan mengenai rencana renovasi Stadion Gajayana.

"Ya kalau untuk renovasi stadion sempat dibahas di komisi, tapi karena anggaran terlalu besar sehingga kami belum bisa menganggarkan pada 2024. Kami belum mendengar membuat stadion baru, kalau mau bikin stadion baru, tempatnya di mana? Mungkin Disporapar sedang menyusun DED-nya. Kami tunggu saja," ujar Made saat dihubungi lewat jaringan telepon, Rabu (27/12/2023). 

Menurut Made, jika ingin membangun stadion baru, dibutuhkan anggaran yang lebih besar. Jika sekadar renovasi, anggarannya bisa lebih kecil. Meski begitu, Made juga menilai, kebutuhan stadion baru diperlukan untuk menunjang kreativitas dan potensi anak-anak muda di Kota Malang.

Di sisi lain, Made melihat ada potensi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah dari keberadaan stadion baru.

Ia menyarankan, jika nanti merencanakan pembangunan stadion baru, sebaiknya sekaligus dibuat pusat olahraga atau Sport Centre.

Saat ini, kebutuhan akan pusat olahraga meningkat di masyarakat. Made melihat peluang tersebut telah diambil oleh pihak swasta.

Ia menyatakan, kemungkinan pembahasan pembangunan stadion bisa dibicarakan untuk agenda 2025. Pembangunan stadion juga harus mempertimbangkan lahan parkir. Sejauh ini, Made menilai kendala parkir menjadi persoalan ketika ada pertandingan akbar di Stadion Gajayana.

"Memang kalau ada pertandingan, lahan parkir menjadi masalah di Stadion Gajayana. Mungkin nanti kami menunggu masukan dari Disporapar seperti apa. Kalau iya, mungkin di daerah Kedungkandang. Sejauh ini  belum dilempar ke dewan." 

Kebutuhan anggaran pembangunan stadion juga bisa dicarikan dari APBN. Made menegaskan, sepanjang program yang dicanangkan tersebut mendukung anak-anak muda dan berkontirubis positif untuk Kota Malang, maka legsilatif akan menyetujui.

"Anak muda butuh sarana dan prasarana. Sebenarnya kan kemarin Koni sempat melontarkan Sport Tourism, ini yang menunjang. Kalau membangun mungkin bisa, tapi siapa yang mengelola? Untuk pembangunan bisa lewat APBN. Kita lihat saja, kalau programnya bagus, dewan akan dukung," tegas Made.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Malang memiliki keinginan untuk membangun stadion baru pengganti Stadion Gajayana Malang. Stadion tertua di Indonesia itu dianggap oleh Pemkot Malang tidak representatif untuk menggelar kejuaraan olahraga seperti sepakbola nasional.

Bahkan sesuai regulasi PSSI, Stadion yang pernah digunakan sebagai home base Arema dan Persema Malang itu dinyatakan tidak lolos verifikasi. Beberapa fasilitas pendukung juga tidak dimiliki oleh stadion berkapasitas sekitar 25 ribu penonton itu.

"Untuk renovasi stadion saat ini masih belum karena masih ada beberapa skema. Ada Arema FC yang ingin memanfaatkan, tapi juga ada pihak ketiga yang ingin menguatkan Stadion Gajayana," ujar Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat beberapa waktu lalu.

Pemkot Malang pun berencana membangun stadion baru sebagai pengganti stadion kebanggaan Arek-Arek Malang itu. Sementara Stadion Gajayana, rencananya ditukar guling dengan pihak kedua yang sudah melakukan komunikasi dengan Pemkot Malang.

Halaman
12

Berita Terkini