Sindiran Kubu Ganjar Pranowo Dulu Prabowo Sujud Syukur Ujungnya Kalah, Hasil Quick Count Bukan Acuan

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo (kiri), Prabowo Subianto (kanan) sujud syukur ujungnya kalah saat Pilpres 2019, hasil Quick Count bukan acuan.

SURYAMALANG.COM, - Sindiran kubu Ganjar Pranowo dulu Prabowo sujud syukur berujung kalah saat Pilpres 2019.

Pesan itu diungkap kubu Ganjar Pranowo saat menanggapi hasil Quick Count Pilpres 2024 dimana pasangan Prabowo-Gibran unggul jauh dari para lawannya. 

Bahkan dari hasil Quick Count Pilpres 2024, Rabu (14/2/24) pukul 19.00 WIB perolehan suara Prabowo-Gibran unggul lebih dari 50 persen suara.

Sementara pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin masih di bawah 50 persen. 

Menanggapi hasil Quick Count Pilpres 2024 tersebut, kubu Ganjar-Mahfud mengingatkan agar kubu Prabowo dan pendukungnya tidak cepat menyimpulkan kemenangan.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono. 

Pasalnya, Muhamad Mardiono menyatakan kubu Ganjar-Mahfud tidak menggunakan hasil hitung cepat (quick count) sebagai acuan utama hasil perolehan suara.

Kemenangan pasangan calon ditentukan oleh penghitungan suara manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlangsung hingga akhir Maret 2024.

"Kita tidak mau menggunakan perang opini atau pembentukan opini di tengah-tengah publik," kata Mardiono di Posko Pemenangan kubu paslon 3, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Mardiono menyatakan, hasil hitung cepat tidak boleh diklaim sebagai satu keputusan mutlak.

Lantas Mardiono menyinggung salah satu Capres di Pilpres 2019 yang unggul berdasarkan hasil Quick Count namun sudah sujud syukur menyatakan kemenangan dan ujungnya paslon tersebut kalah.

"Kita juga punya pengalaman mulai dari Pemilu 2014 sampai 2019, dimana ada pasangan yang melakukan sujud syukur dan syukuran, menyatakan kemenangannya dan kemudian pada akhirnya itu kalah," seloroh Mardiono. 

Oleh karena itu, Mardiono meminta hasil hitung cepat tidak dijadikan acuan utama.

Mardiono tidak ingin hasil perolehan suara sementara itu justru menimbulkan kecemasan rakyat yang tengah menjalankan pesta demokrasi.

Mardiono ingin pesta demokrasi dinikmati oleh rakyat secara natural.

Halaman
123

Berita Terkini