Sampai pada akhirnya pelaku kelabakan saat ditanya datang ke salon mengendarai sepeda motor apa.
Akhirnya, ia mengaku datang ke salon diantar tetangganya bernama Cak Manan.
Mereka berdua datang ke Surabaya memang niat untuk maling sepeda motor.
"Jadi pelaku datang diantar temannya. Waktu pelaku berusaha eksekusi, temannya nunggu di Raya Kendangsari. Orang itu sudah dicari warga, tapi gak ada. Mungkin kabur pas tahu kalau pelaku ditangkap warga," ucapnya.
Akhirnya AS sendiri yang harus menanggung amarah warga.
Mulanya ada sekitar puluhan masyarakat setempat yang datang menghajarnya.
Hanya hitungan menit, massa yang datang bertambah banyak.
Khawatir massa makin mengamuk, Faisol mengamankan AS di balai RT, dan menghubungi polisi.
Meskipun pelaku sudah di balai RT, massa yang berdatangan. Ada 300 lebih orang datang.
Sarana umum yang terletak di gang samping Masjid Darussalam itu dipadati manusia.
Mereka semua marah ingin menghajar pelaku.
Ketika, pelaku masih diamankan di balai RT sejumlah massa memecahi jendela dan menendangi pintu agar bisa masuk.
Sekitar 10 menit kemudian, jajaran Polsek Tenggilis Mejoyo datang.
Lalu disusul 10 personel Respati. Namun, semua polisi itu tidak bisa membuyarkan massa agar tidak berkumpul di jalan. Bahkan, polisi kesulitan jalan mendekati balai RT.
Selang 30 menitan, dua kompi personel Sabhara dari Polrestabes Surabaya datang.
Kerumunan massa akhirnya bisa dibuka. Polisi mengeluarkan pelaku dari dalam balai RT dengan skema penjagaan sterilisasi massa.
Polisi baris membentuk setengah lingkaran di depan balai RT agar tidak ada warga yang bisa mendekat.
Namun, pada akhirnya massa yang sudah kadung geram itu tetap bisa menghajar pelaku saat digiring menuju mobil polisi.