Pada tahun 2024, Achmad Syafiuddin berhasil menduduki peringkat ke-23 dari 150 ilmuwan asal Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut dalam kategori Single-year Impact, sebuah kategori yang menyoroti pengaruh ilmuwan berdasarkan publikasi dan penelitian yang mereka lakukan dalam satu tahun terakhir.
Pria yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa ini berharap bahwa prestasinya dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti di Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi.
Menurutnya, kualitas penelitian yang baik akan selalu dihargai, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Ilmu pengetahuan adalah fondasi penting bagi pembangunan bangsa, dan saya berharap penelitian yang saya lakukan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan Indonesia di masa depan,” pungkas Syafiuddin.
Sementara itu, para guru besar ITS yang masuk dalam daftar peneliti terbaik dunia tersebut juga telah menghasilkan banyak publikasi yang diakui dunia.
Seperti Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD dari Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS yang selalu masuk pada tahun-tahun sebelumnya kembali menorehkan namanya dalam jajaran atas peneliti dengan 519 sitasi sepanjang tahun 2023.
Sedangkan Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD, Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS memiliki 311 sitasi selama 2023.
Bersanding dengan Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD, terdapat guru besar lain dari Departemen Teknik Informatika ITS yang turut menorehkan namanya dalam peringkat bergengsi ini.
Ialah Prof Tohari Ahmad SKom MIT PhD dengan jumlah sitasi sebanyak 198.
Di samping itu, Prof Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS memiliki 191 sitasi.
Menanggapi torehan prestasi tersebut, Rektor ITS Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD mengapresiasi dedikasi dan kerja keras para dosen dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian ini. Menurutnya, keberhasilan ini adalah bukti bahwa ITS mampu menciptakan iklim akademik yang kondusif bagi riset dan inovasi.
“Sehingga, ITS menghasilkan sivitas akademika yang berkualitas dan dapat bersaing secara global,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini bangga.
Bambang membeberkan rencana ITS guna mempertahankan pencapaian tersebut, yakni dengan peningkatan jumlah dan kualitas publikasi jurnal internasional melalui penguatan budaya riset.
Jaringan kerja sama riset dengan industri dan berbagai institusi dalam maupun luar negeri akan terus diperkuat.
Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini berharap agar ITS senantiasa meningkatkan kualitas riset dan inovasi. “Agar ITS dapat berkontribusi lebih besar bagi kemajuan Indonesia,” tuturnya penuh harap.