SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Kegiatan kemandirian di Lapas Kelas IIA Kediri terus menunjukkan hasil yang positif.
Setiap harinya, sebelas warga binaan yang memenuhi persyaratan dipilih untuk mengikuti program pelatihan kemandirian di SAE Lakuli Klotok.
Mereka dilatih dalam berbagai keterampilan, seperti membuat tempe, berkebun, mengelola peternakan kambing, kolam ikan, pemotongan ayam, hingga pertukangan kayu dan las.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan sekaligus menanamkan semangat produktivitas pada para narapidana.
Sebelas warga binaan yang dipilih ini telah menjalani berbagai proses administrasi dan substantif sebelum diberangkatkan ke lokasi pelatihan.
"Setiap warga binaan yang terlibat sudah melalui seleksi ketat, baik dari segi administrasi maupun substansi. Mereka sudah siap secara mental dan fisik untuk bekerja dan belajar," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kediri Urip Dharma Yoga saat ditemui SURYAMALANG.COM, Senin (14/10/2024).
Urip mengatakan, hasil dari produk yang mereka buat, seperti tempe dan hasil ternak, nantinya akan dijual dan rupiah yang dihasilkan masuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Meskipun begitu, para warga binaan ini tetap mendapatkan hak mereka, yakni 10 persen dari keuntungan hasil usaha tersebut. Ini merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras mereka selama masa tahanan.
Tidak hanya itu, warga binaan juga memiliki pilihan untuk menyimpan hasil kerja mereka dalam bentuk premi. Premi ini dapat mereka ambil setelah bebas atau sewaktu-waktu ketika keluarga berkunjung.
"Ada warga binaan yang memilih untuk menabung hasil preminya dan mengambilnya setelah bebas. Ada pula yang langsung membelanjakannya ketika keluarga datang," terang Urip.
Menurut Urip, kegiatan ini juga memberi dampak psikologis yang positif bagi para narapidana. Mereka merasa lebih dihargai dan mendapatkan motivasi lebih untuk kembali ke masyarakat.
"Saat mereka bisa membelikan oleh-oleh untuk anaknya meskipun hanya alat tulis atau tas, rasanya sangat membanggakan. Mereka merasa bisa kembali berperan sebagai ayah," imbuhnya.
Program pelatihan kemandirian ini tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga melibatkan aspek mental dan emosional warga binaan. Dengan terlibat aktif dalam kegiatan ini, para narapidana diajarkan tanggung jawab dan rasa kepedulian terhadap keluarga mereka, meskipun sedang menjalani masa tahanan.
Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, warga binaan akan lebih siap saat kembali ke masyarakat. Mereka dibekali keterampilan yang bermanfaat dan diharapkan dapat terus berkarya, bahkan setelah masa tahanan berakhir.
"Kami berharap, setelah bebas nanti, para warga binaan tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga produktif dalam kehidupannya," tambah Kepala Lapas.