“Kalau kerugian paling Rp 100 juta, karena bangunan habis. Tapi mesinnya selamat, tidak ikut terbakar,” katanya.
Kasi Operasional Damkar Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tulungagung, Bambang Pidekso, mengatakan kebakaran ini kejadian pertama di tahun 2025.
Api berasal dari pembakaran sampah bekas pembakaran sepah tebu untuk tungku pemasakan.
Petugas pemadam kesulitan memadamkan api karena tumpukan sepah tebu yang menggunung.
Mereka harus mengurai tumpukan sepah tebu agar bisa menjangkau lokasi bara api.
“Sepah tebu ini yang bawah sudah disiram sampai barah, tapi bara apinya ditumpukan bawah. Kalau tidak diurai nanti akan muncul kobaran lagi,” katanya.