"Untuk BBM hasil dari pemeriksaan baik internal kita ataupun pengambilan sampel yang langsung dari nosel, pengambilan sampel yang dikirimkan masyarakat ke SPBU itu sudah kita pengujian seluruhnya" terang Supriyono.
"Itu sudah diperoleh dengan hasil masuk dalam range mutu atau standar dari dirjen migas," lanjutnya.
Supriyono juga mengatakan, pihak Pertamina tidak memberikan kompensasi apapun terhadap pemilik kendaraan yang rusak.
“Belum ada arahan dari atas, jelas produk disalurkan memenuhi range Dirjen Minyak dan Gas,” ungkap Supriyono.
Baca juga: Viral Antrean Mobil & Motor di SPBU Shell Usai Ramai Kasus Pertamax Oplosan, Harganya Tak Beda Jauh
Terkait dengan motor pelanggan yang rusak akibat kotornya filter bahan bakar akibat suplai Pertalite, pihaknya berkelit telah menguji sampel.
“Hari Rabu lalu kami bersama Polda Sultra, Dinas ESDM Provinsi telah melakukan pengujian sampel BBM langsung dari Nozel SPBU" paparnya.
"Hasilnya masih dalam ambang batas standar Dirjen Migas,” tegas Supriyono.
Meski hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Pertalite di SPBU memenuhi standar, masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya yakin dengan kualitas BBM yang mereka beli.
Firdaus, salah seorang pengendara, mengaku masih khawatir mengisi BBM langsung dari SPBU dan lebih memilih membeli Pertalite eceran.
"Saya masih ragu, takut motor rusak lagi. Ini saya di bengkel kuras tangki motor, hasilnya Pertalite bau tinner," tuturnya.
Baca juga: Hanya 3 Pelaku Pengeroyokan di SPBU Perak Jombang yang Ditangkap, Padahal Video Pengeroyokan Viral
Keluhan serupa juga dialami oleh Upink, seorang pengendara lain yang mengalami masalah serupa.
"Motor saya baru dua hari dibeli dari dealer, tiba-tiba mogok setelah isi Pertalite. Aromanya saja beda, seperti campur tinner atau oli" ungkapnya.
"Sekarang sudah ada sidak, tapi siapa yang bisa jamin BBM benar-benar aman?" sambung Upink.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp