"Saya menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan media atas kejadian di Stasiun Tawang," kata Ipda Endry, Minggu mengutip Kompas.com.
Endry mengakui sikap kasarnya terhadap awak media merupakan tindakan yang tidak humanis dan tidak profesional bagi seorang anggota Polri.
Endry berharap setelah kejadian ini, bisa menjadi lebih humanis dan dewasa lagi.
"Kami dari tim pengamanan protokoler mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian di Stasiun Tawang dengan rekan-rekan media" jelasnya di hadapan awak media.
"Semoga ke depannya kejadian ini, kita jadi lebih humanis, profesional, dan dewasa," katanya.
Baca juga: ABG Hajar Satpam Rumah Sakit Ternyata Anak Anggota Ormas di Bekasi, Tak Minta Maaf Malah Mengancam
Menanggapi permintaan maaf dari pengawal Kapolri tersebut, jurnalis Makna Zaezar mengaku telah memaafkan.
Namun, Makna Zaezar meminta agar Endry tetap diproses oleh Mabes Polri untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Saya sudah mendengarkan permintaan maaf langsung dari Mas Endry dan Pak Kabid juga" ungkap Makna, Minggu.
"Beliau datang dari Jakarta langsung menghampiri malam ini dan mengonfirmasi kejadian kemarin" lanjutnya.
"Saya pribadi sudah memaafkan secara manusiawi, cuma ada tindak lanjut dari Polri untuk Mas Endry" imbuh Makna Zaezar.
Kronologi Kejadian
Peristiwa ini bermula saat sejumlah jurnalis dan humas meliput kegiatan Kapolri di Stasiun Tawang, Semarang, pada Sabtu.
Saat itu, Kapolri tengah mendekati salah satu penumpang yang duduk di kursi roda di area stasiun.
Sejumlah jurnalis, termasuk pewarta foto dan tim humas dari berbagai lembaga pun melakukan peliputan dan mengambil gambar dengan jarak yang wajar.
Namun, situasi tiba-tiba berubah tegang ketika salah satu pengawal Kapolri meminta para jurnalis mundur.