SURYAMALANG.COM | JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah membuka pendaftaran calon ketua umum ( Ketum PSI) sejak Selasa (13/5/2025).
Ada dua nama yang sampai hari ini digadang-gadang menjadi calon Ketum PSI, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Kaesang Pangarep.
Dua sosok yang merupakan ayah dan anak itu masih menjadi idola para kader PSI.
Bahkan, bisa saja Jokowi mengambil alih kursi Ketum PSI dari Kaesang Pangarep jika sang anak mengundurkan diri.
Hingga saat ini, Jokowi telah mendapat dukungan dari dua DPW PSI untuk maju sebagai Ketum PSI 2025-2030.
Sekadar diketahui, Kaesang Pangarep telah gagal membawa kader PSI ke gedung Senayan lantaran suara partainya saat pemilihan legislatif 2025 tak lolos parliementary threshold (PT).
Terkait Jokowi jabat Ketum PSI, politikus PSI Ade Armando mengungkapkan ada dua kemungkinan.
Baca juga: Cara Membuktikan Ijazah Jokowi Asli atau Palsu Sangat Mudah, Pakar: Tidak Perlu Uji Labfor
Ade Armando mengungkapkan kemungkinan pertama, Jokowi mengizinkan Kaesang maju lagi sebagai calon Ketum PSI.
Ia mengungkapkan, jika Kaesang maju lagi sebagai calon Ketum PSI, maka sang ayah tidak akan mau bersaing alias tidak mendaftar.
Kemungkinan kedua, kata Ade Armando, Kaesang tidak lagi melanjutkan jabatannya sebagai Ketum PSI.
Apabila kemungkinan kedua terjadi, Jokowi berpeluang menjabat Ketum PSI.
"Mungkin dia (Jokowi) yang enggak jadi, atau Mas Kaesang yang tidak melanjutkan posisinya sebagai ketua umum. Itu yang seringkali juga orang lupakan," Ade Armando dalam siniar Gaspol Kompas.com, dikutip Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Nasib Dian Sandi Terancam Dibui, Jokowi Tak Pernah Beri Salinan Ijazah untuk Disebarkan ke Siapa pun
Ade Armando menilai, Jokowi tidak mungkin bersaing dengan Kaesang dalam perebutan kursi Ketum PSI.
Apalagi Jokowi pernah mengatakan, salah satu dari mereka haruslah mundur dari calon Ketum PSI.
Menurutnya, pernyataan itu berasal dari diri Jokowi secara jujur.
Namun, untuk saat ini, Jokowi memang belum memutuskan lebih jauh apakah mencalonkan diri sebagai ketum PSI atau tidak.
Baca juga: Biang Masalah Ijazah Jokowi Kisruh Sepele, Gara-gara Candaan 12 Tahun Lalu, Adu IPK dengan Mahfud MD
"Kalau Pak Jokowi menjadi calon ketua umum dalam pertarungan bulan Juli ini, ya masa lawannya Kaesang? Enggak mungkin, kan?" ujar Ade Armando.
Adapun DPW PSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan DPW PSI Jakarta disebut mendukung Jokowi untuk mendaftar sebagai calon Ketum PSI.
Dukungan dari DPW PSI DIY dan Jakarta itu disampaikan Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman.
"DPW Jogja itu muncul Pak Jokowi, dukung Pak Jokowi. Di Jakarta, ketua fraksi kami, William, itu mendukung Pak Jokowi juga," ujar Andy saat dihubungi Kompas.com (grup SURYAMALANG.COM, Minggu (18/5/2025).
Kendati sudah mendapatkan dukungan dari DPW PSI Jakarta dan DPW PSI DIY, Jokowi belum memenuhi syarat mendaftar sebagai calon Ketum PSI.
Andy mengatakan, pihaknya terbuka dengan siapa saja yang ingin mendaftar sebagai calon Ketum PSI.
Baca juga: Ijazah Jokowi dan Andi Teman Kuliah di UGM Sama, Teka-teki Font Times New Roman Terpecahkan
Pendaftaran terbuka bagi siapa saja yang memenuhi syarat, salah satu yang terpenting adalah calon harus berstatus kader dan memegang kartu tanda anggota (KTA) PSI.
Selain itu, terdapat dua syarat utama untuk mendaftar sebagai calon ketua umum PSI, yakni calon harus didukung minimal lima DPW PSI dan 20 DPD PSI.
"Jadi para kandidat akan bisa daftar kalau mereka sudah mengantongi minimal 5 DPW PSI dan 20 DPD PSI. Jadi itu syarat minimalnya," ujar Andy.
Pemilihan Ketum PSI akan dilakukan melalui mekanisme pemilu raya yang disebut-sebut terinspirasi dari ide Jokowi.
Terkait peluang Jokowi maju sebagai calon Ketum PSI, Andy Budiman menyatakan bahwa pintu pendaftaran terbuka bagi siapa pun selama memenuhi syarat.
"Apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan, Mas," kata Andy.
Baca juga: Siapa Yusuf Leonard? Melaporkan Pengunggah Ijazah Jokowi, Dian Sandi, Eks Guru Besar Pernah DPO
Jokowi sendiri saat ini belum bergabung dengan partai manapun usai dipecat PDI Perjuangan pada 2024 silam.
Respons PDI Perjuangan
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR sekaligus politikus PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, pihaknya tidak akan mencampuri urusan Jokowi dan PSI.
Aria Bima merespons perihal Jokowi yang diisukan menjadi Ketum PSI.
Ia menyebut, PSI memiliki hak untuk memutuskan siapa pun menjadi ketum mereka.
"Urusan PSI kok tanya saya, kan internal PSI. PDI-P menyalonkan siapa kan internal PDI-P, tidak dicampuri. PSI punya independensi untuk memutuskan siapa pun, itu hak setiap organisasi," ujar Aria Bima, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025) malam.
Ia memaparkan, setiap partai memiliki hak berdaulatnya masing-masing dalam menentukan ketum.
Maka dari itu, kata dia, PDI Perjuangan pun menghormati kongres yang dilakukan semua partai di Indonesia.
"Kongres partai kita hormati, kita menghormati seluruh partai di Indonesia ini untuk memberikan semacam pengabdian kepada bangsa lewat demokratisasi," ujar dia.
"Kita harapkan kongres PSI juga menjadikan instrumen penguat demokrasi dan menguatkan berbagai hal yang menyangkut dinamika nasional," sambung Aria Bima.
Untuk itu, ia kembali menekankan PDI Perjuangan tidak akan ikut campur dalam urusan PSI.
"Lah kita tidak akan bisa mencampuri apapun. Sebaiknya ditanyakan orang PSI, saya tidak ingin partai lain juga mencampuri mengomentari soal kedaulatan internal PDI-P," imbuh dia.
Sumber : Kompas.com