Operasional ATM Beras Mapan, Inovasi Kota Kediri untuk Tekan Kemiskinan Ekstrem Plus Kurangi Stigma

Penulis: Luthfi Husnika
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ATM BERAS - Warga Kota Kediri saat mengambil Bansos di ATM Beras Mapan yang berlokasi di depan rumah dinas Wali Kota Kediri, Sabtu (31/5/2025). ATM Beras Mapan ini sebagai upaya Pemkot Kediri menekan angka kemiskinan ekstrem.

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pemkot Kediri meluncurkan program inovatif bertajuk ATM Beras Mapan dalam upaya menekan angka kemiskinan ekstrem.

Program ini menjadi gebrakan baru dalam penyaluran bantuan sosial dengan pendekatan yang lebih modern, tepat sasaran, dan transparan.

Sebanyak 1.211 kepala keluarga (KK) yang terdaftar sebagai penerima bantuan berdasarkan data P3KE (Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) akan menerima beras sebanyak 5 liter setiap bulannya.

"Program ini selaras dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 mengenai optimalisasi pengentasan kemiskinan. Kami fokus pada warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar," jelas Kepala Dinas Sosial Kota Kediri, Paulus Luhur Budi, Sabtu (31/5/2025).

Menurutnya, program ini tidak hanya menjawab kebutuhan pangan masyarakat miskin ekstrem, tetapi juga mendukung visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri melalui prinsip Sapta Cita, terutama pilar pertama yakni Merata.

ATM Beras Mapan bukan sekadar alat, tetapi bagian dari transformasi penyaluran bantuan sosial.

Paulus menjelaskan, sistem ini memungkinkan distribusi bantuan yang lebih teratur, minim penyimpangan, serta mengurangi stigma sosial bagi penerima manfaat.

"Ini adalah bentuk modernisasi bantuan. Warga bisa mengambil beras tanpa harus antre panjang atau merasa malu," ujarnya.

Untuk tahap awal, mesin ATM Beras tersedia di depan Rumah Dinas Wali Kota Kediri, melayani warga dari dua kelurahan yaitu Balowerti dan Pocanan.

Ke depan, Dinas Sosial berencana menempatkan mesin ini secara bertahap di 44 kelurahan lain.

"Kami targetkan akhir tahun semua kelurahan sudah memiliki ATM Beras," ungkap Paulus.

Penempatan mesin akan mempertimbangkan aspek keamanan, sehingga akan difokuskan di kantor-kantor kelurahan.

Dinas Sosial juga menyiapkan sumber daya manusia untuk merawat mesin dan mendampingi masyarakat dalam penggunaannya.

Pelatihan akan dilakukan secara bertahap agar pelayanan bisa berjalan optimal.

Sebelum seluruh mesin terpasang, distribusi beras akan tetap dilakukan secara manual.

Halaman
12

Berita Terkini