Josua pun menyindir Rismon yang selama ini disebut sebagai Ahli Digital Forensik seperti Josua.
Kata Josua, Rismon sejatinya minim pengalaman terkait profesi ahli digital forensik tersebut.
"Yang disebut ahli itu adalah orang yang berpengalaman dan diakui pendapatnya, penelitiannya dan digunakan untuk membuat keputusan di pengadilan" urainya.
"Rismon menganggap dirinya ahli, padahal setahu saya hanya dua kasus yang ditangani dia, itu pun dari pihak penasehat hukum" ujar Josua.
"Yang pertama kasus Jessica Mirna, kedua kasus Vina. Yang menarik, pengacara tim Vina menghubungi saya dulu karena tidak ada bahan yang saya forensik, saya hanya dimintai pendapat," tegasnya.
Postingan Rismon
Sebelumnya, Rismon Sianipar menyoroti penggunaan teknologi percetakan yang sangat modern dalam pembuatan lembar pengesahan skripsi Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 1985.
Pernyataan itu disampaikan Rismon menanggapi laporan dugaan pemalsuan skripsi Jokowi.
“Pemilik percetakan Perdana, siap-siap Anda akan dipanggil ke pengadilan atas laporan skripsi palsu ke Bareskrim dan pengadilan perdata Jakarta,” tegas Rismon dikutip dari laman X pribadinya.
Rismon juga menantang pihak-pihak terkait untuk membuktikan dan merekonstruksi lembar pengesahan skripsi Jokowi yang disebutnya menggunakan teknologi sangat modern di masa itu.
“Anda harus membuktikan dan merekonstruksi lembar pengesahan skripsi Jokowi yang menggunakan teknologi sangat modern di tahun 1985!” ujarnya.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi mengenai alamat percetakan yang digunakan Jokowi saat itu.
Namun, berdasarkan informasi yang beredar, percetakan yang dikaitkan dengan skripsi Jokowi bernama Perdana Printing dan berlokasi di Kecamatan Ngemplak, Yogyakarta.
Saat ini, percetakan tersebut dikabarkan tidak lagi beroperasi dan telah berubah fungsi.
Ikumi saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp