SURYAMALANG.COM, MALANG - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) masih menghantui hewan kurban di sejumlah daerah jelang Hari Raya Idul Adha 2025. Masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri hewan kurban yang mengidap dua penyakit tersebut.
Dokter Hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB), Mira Fatmawati mengatakan daging hewan yang terkena PMK tetap aman dikonsumsi selama proses penyembelihan dan penanganannya dilakukan sesuai prosedur. "Sebenarnya PMK tidak bersifat zoonosis, jadi tidak menular ke manusia. Tapi sebaiknya hewan dipotong di akhir setelah semua hewan kurban selesai disembelih," kata Mira, Rabu (28/5).
Masyarakat perlu mengenali jenis penyakit yang terdapat pada hewan kurban, terutama hewan yang kondisi lemas, keluar air liur berlebihan, serta terdapat lesi pada gusi, dan lepuh pada lidah dan kuku. Biasanya gejala tersebut terjadi kepada hewan kurban yang terkena wabah PMK. "Makannya perlu dilakukan pemotongan di akhir. Nanti selesai pemotongan, dagingnya juga harus dipisah, jangan sampai dicampur untuk meminimalkan penyebaran," ujarnya.
Untuk penyakit LSD yang menyerang kulit hewan perlu penanganan dengan pemeriksaan sesuai tingkat keparahan lesi. Jika bisul sudah banyak dan daging terpengaruh, maka bagian yang terinfeksi harus dibersihkan. "Kalau bisulnya cuma sedikit, biasanya tidak sampai ke daging. Tapi kalau lebih dari 50 persen, daging harus diperiksa karena bisa saja sebagian sudah terkena. Solusinya, tinggal membuang bisulnya dari daging," terangnya.
Menurut Mira, dua penyakit tersebut tidak menular kepada manusia. Penularan bisa terjadi ke sesama hewan kurban.
Namun, ada penyakit lain yang bisa menular ke manusia, yakni Orf yang banyak ditemukan pada kambing dan domba. "ORF itu lepuh-lepuh di bagian mulut. Ini bisa menular ke manusia, makanya anak kecil tidak boleh masuk ke kandang," imbuhnya.
Mira tidak mempermasalahkan masyarakat yang biasa langsung membagikan daging, karena PMK bukan penyakit yang menular ke manusia. Namun, penting memperhatikan kelayakan daging yang akan dibagikan. "Selain halal, kita juga harus lihat kelayakan dari apa yang kita berikan," katanya.
Jika proses pemotongan hewan dilakukan secara higienis, daging bisa tidak perlu dicuci. Tapi kalau pemotongan hewan tidak higienis, daging harus dikeringkan dahulu, baru kemudian dicuci sampai bersih.
Mira menyarankan daging dipotong sesuai kebutuhan sebelum dimasukkan ke dalam kulkas. "Kalau menerima 1 Kg daging, jangan 1 Kg dimasukkan ke kulkas. Sebaiknya potong dulu sesuai kebutuhan, dan dimasukkan lagi. Itu akan mempengaruhi rasa dan meningkatkan mikro-organisme," jelasnya.