Mewujudkan hal tersebut, langkah pertama yang dia lakukan adalah menyiapkan piranti CCTV dan portal kampung. Portal kampung akan diprioritaskan pada titik pintu gerbang perkampungan yang biasanya menjadi jujugan aksi curanmor.
"Kita bersama teman-teman kepolisan dan RT/RW akan menghitung gerbang yang memerlukan pemasangan portal. Prinsipnya, kita bersama ingin mempersempit ruang gerak curanmor ini," kata Cak Eri.
Kedua, pihaknya juga mendorong kegiatan siskamling hingga Polisi RW. Berkolaborasi dengan kepolisian, pihaknya akan memastikan setiap RW memiliki tim keamanan.
"Kalau dahulu, ada yang namanya siskamling. Kenapa sekarang tidak?" katanya.
"Seharusnya, portal-portal itu harus ada yang jaga. Nah, banyak kampung yang bertanya, bagaimana bayar petugas keamanan. Padahal, kalau kita jaga seharusnya kan nggak bayar, misalnya bergantian," katanya.
Ketiga, pihaknya juga akan berkontribusi dengan pemerintah daerah penyangga seperti Pemkab Bangkalan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Sebab menurutnya, aspek ekonomi ini menjadi alasan pelaku nekad melakukan aksi pencurian.
"Kami akan berdiskusi, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan di Bangkalan."
"Sebenarnya, siapa yang ingin menjadi pencuri? Sebab, setiap manusia dilahirkan dengan hati nurani. Namun, karena dorongan ekonomi dan sebagainya justru timbul tindakan kriminalitas seperti ini," tandas Cak Eri.