SURYAMALANG.COM, MALANG - Lima pelamar di Seleksi Terbuka (Selter) calon Sekda Kabupaten Malang, disarankan agar serius menyiapkan mental dan materi ujiannya nanti.
Sebab, jika tidak atau cuma menggandalkan 'restu', mereka bisa-bisa akan 'tremor' mulutnya ketika berlangsung tes paparan makalah dan wawancara, yang akan berlangsung di Ruang Rapat Sekda, Senin (18/8/2025) nanti.
Mengapa kok demikian? Sebab, tesnya nanti, tidak seperti Selter yang sudah-sudah. Selter kali ini cukup beda, terutama saat tes wawancara.
Mereka akan menghadapi banyak kamera, karena tes itu akan disiarkan langsung atau live streaming. Itu pasti bikin calonnya mules jika tak siap.
Belum lagi, saat tes penyampaian visi misi bila terpilih jadi Sekda, jika tak inovatif dan membosankan, pasti keringat dingin.
Baca juga: Rivalitas Selter Lima Calon Sekda Kabupaten Malang Disebut Berasa Pilkada, Diam-Diam Memanas
Sebab, tesnya nanti mirip sidang terbuka buat promosi doktor. Yakni, satu per satu calon akan dites di depan lima penguji, yang dipimpin Asep Kusdinar S Hut MH, ketua tim Pansel.
"Iya, mirip sidang lah. Tiap satu penguji akan memberikan penilaian dari calon yang dites itu," ungkap Asep, Kepala Bakorwil III Malang, Jumat (1/8/2025).
Dari sekian tes itu, di antaranya paparan makalah dan wawancara, mana yang punya bobot penilaian tertinggi, Asep, yang Ketua Alumni Fakultas Kehutanan ITB di Jatim ini mengatakan, wawancara.
Sebab, dari tes wawancara nanti, lanjut dia, itu akan diketahui seperti apa kedalaman wawasan si calon terhadap persoalan birokrasi.
Sebab, ia akan jadi 'istri kedua' Bupati Malang Muhammad Sanusi, sehingga harus bisa menerjemahkan keinginan Bupati, dan maunya anggota dewan.
"Di wawancara nanti, mereka akan terlihat kemampuan birokrasinya, karakternya, bahkan tabiatnya."
"Tapi, intinya, mereka harus bisa sejalan dengan keinginan bupati," tegas Asep, yang tugasnya sudah malang-melintang di berbagai daerah di Indonesia.
Sementara, Nurman Ramdansyah, Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM) mengatakan, kelima calon itu punya kompetensi merata, dan punya keunggulan yang berbeda.
Jadi, lanjut dia, mereka punya peluang yang sama di Selter ini.
"Tak ada calon yang sekadar jadi pelengkap (buat memenuhi jumlah persyaratan), atau calon kuda hitam, apalagi sekadar coba-coba," ungkap Nurman, yang dua tahun jadi Pj Sekda sebelum tiga bulan lalu digantikan Nurcahyo.