Aksi pencurian terjadi saat CCTV desa rusak sehingga pelaku diduga warga mengetahui tentang sistem keamanan desa.
Terbaru, aksi pencurian dua sepeda motor terjadi pada awal Agustus 2025.
"Dua sepeda motor dalam semalam hilang. Kebetulan korban membeli motor dari hasil tanah ke saya," imbuh Marsuto.
Setelah pencurian tersebut, warga menjuluki desa Larangan Badung sebagai desa maling dan dijadikan baliho.
"Masyarakat berkumpul akhirnya muncul istilah desa maling. Saat itu saya buatkan baliho bertuliskan selamat datang di desa maling," terangnya.
Baca juga: Ini Perintah Bupati Sanusi ke Kadis Cipta Karya saat Sidak SDN 3 Jedong yang Rawan Longsor dan Roboh
Pada Kamis (21/8/2025), baliho "Selamat Datang di Desa Maling" hilang dan diganti menjadi 'Desa Paling Aman se-Dunia' dengan imbuhan tulisan kecil di bawahnya 'Termasuk aman bagi maling-maling untuk mencuri dan dijamin tidak akan tertangkap'.
Marsuto sendiri tidak tahu penyebab baliho hilang sehingga warga sepakat untuk mengganti tulisannya.
"Saya tidak tahu apakah spanduk hilang karena angin atau ada orang yang sengaja membukanya," kata Marsuto.
Marsuto juga mengaku pernah kehilangan emas seharga Rp 125 juta, belum termasuk emas warga lainnya yang lenyap.
Sejak tahun 2022 total ada delapan sepeda motor warga yang hilang.
"Sedikitnya ada delapan sepeda motor yang hilang di sekitar sini, tapi tidak ada satu pun yang terungkap," sebut Marsuto.
Baca juga: VIRAL Spanduk Bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Maling’ di Pamekasan, Polisi Langsung Bertindak
Selama ini warga takut menyuarakan kasus pencurian karena ada upaya pengancaman, sebab mereka akan menjadi incaran maling jika diketahui menceritakan kehilangan di Desa Larangan Badung.
Bahkan, Marsuto juga mendengar adanya upaya ancaman melalui pesan antarwarga.
Hanya saja, menurut Marsuto, kebenaran harus disuarakan dan kejahatan harus dilawan.
"Ancaman juga saya dengar, ada pihak-pihak yang mau datang ke rumah dan memang saya tunggu," kata Marsuto.