"Jadi selama ini, telah terjadi KEBOHONGAN PUBLIK, yang dilakukan Joko Widodo, UGM, dan teman-teman Joko Widodo yang suka jadi Tim Hore-Hore seperti: Frono Jiwo, Tou, Andi Pramaria, dll yang Alumni Asli Program Sarjana Kehutanan UGM!" ungkap Dr Tifa.
"Ampun deh Bu Rektor. Makanya jangan bergaul sama Tukang Bohong! Akhirnya ketularan jadi Pembohong, kan!" tutupnya.
Blunder Rektor UGM Sebut Jokowi Sarjana Muda
Sebelumnya, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ova Emilia memberikan pernyataan resmi soal ijazah Jokowi melalui video yang ditayangkan di Channel YouTube Universitas Gadjah Mada, pada Jumat (22/8/2025).
Dalam video tersebut Ova Emilia menegaskan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo merupakan lulusan UGM.
Namun Ova Emilia juga menyinggung bahwa UGM memiliki dokumen otentik seluruh proses pendidikan Joko Widodo di UGM meliput tahap penerimaan di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, KKN hingga wisuda.
Pernyataan Ova Emilia yang menyinggung Jokowi kuliah Sarjana Muda di UGM menjadi sorotan Pakar Neuroscience Behavior dr Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa, yang merupakan terlapor kasus pencemaran nama baik Jokowi karena menyebut ijazah Jokowi palsu.
Dokter Tifa menilai pernyataan Rektor UGM Ova Emilia sudah menyatakan bahwa Joko Widodo bukan mahasiswa yang diterima di Program studi SARJANA!
Hal itu dikatakan Dokter Tifa di akun X-nya @DokterTifa, Sabtu (23/8/2025).
"Menit 01:12 "....Proses kuliah selama menempuh Sarjana Muda..." Nah! Artinya Rektor sendiri menyatakan bahwa Joko Widodo bukan Mahasiswa yang diterima di Program studi SARJANA!" kata Dokter Tifa.
"Artinya apa? Artinya, JOKO WIDODO tidak mungkin ada di daftar penerimaan Mahasiswa Baru yang lulus Ujian PP-1 yang diumumkan di Surat Kabar Nasional tanggal 18 Juli 1980, seperti yang disampaikan oleh BARESKRIM!" tambah Dokter Tifa.
Menurut Dokter Tifa, sebagai Rektor UGM pasti tahu mahasiswa program sarjana muda pengumuman penerimaannya sebagai mahasiswa tidak melalui Surat Kabar Nasional dan bukanlah Peserta Ujian PP-1.
"Mbak Ova sebagai Rektor pasti tahu, bahwa Mahasiswa yang diterima di Program Sarjana Muda, bukanlah Peserta Ujian PP-1, tetapi mengikuti jalur penerimaan mahasiswa baru tersendiri, dan pengumuman penerimaannya sebagai Mahasiswa Program Sarjana Muda, tidak melalui Surat Kabar Nasional!" papar Dokter Tifa
Dokter Tifa mengatakan itulah sebabnya, surat kabar nasional, yang ada di Jogja yaitu Kedaulatan Rakyat dan Berita Nasional atau Bernas, di tahun 1980, semuanya raib dari Perpustakaan Daerah.
"Di mana menurut Petugas Perpustakaan Daerah, koran-koran tersebut, telah DIAMANKAN oleh Polisi dan UGM!" tambah Dokter Tifa.
Karenanya Dokter Tifa menyarankan Rektor UGM Ova Emilia diam saja, karena pernyataannya kerap blunder.