Surabaya
Termasuk SMAN 10 dan SMAN Taruna Nala Malang,13 SMAN di Jawa Timur Jadi Pilot Projek Sekolah Digital
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan, Aries menekankan bahwa Sekolah Digital akan mengintegrasikan kecanggihan teknologi dengan kemampuan literasi.
Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – SMAN 10 Malang dan SMAN Taruna Nala Malang masuk dalam daftar Sekolah Digital.
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur menunjuk 13 SMA negeri sebagai pilot project implementasi Sekolah Digital.
Program ini digagas untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi sekaligus meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Timur.
Ke-13 sekolah tersebut adalah SMAN 2 Surabaya, SMAN 10 Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, SMAN 1 Geger Kabupaten Madiun, SMAN 1 Glagah Banyuwangi, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, SMAN Taruna Nala Malang, SMAN 2 Taruna Pamong Praja Bojonegoro, SMAN 2 Madiun, SMAN 1 Tanggul Jember, SMAN 2 Mojokerto, serta SMAN Taruna Madani Pasuruan.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa Sekolah Digital bukan sekadar penambahan fasilitas, melainkan sebuah sistem pembelajaran dan manajemen sekolah yang wajib diterapkan.
“Konsep sekolah digital nanti bukan berarti kehidupan anak-anak serba digital, melainkan bagaimana teknologi digunakan untuk meningkatkan kompetensi. Misalnya, absensi akan dihitung otomatis dengan kamera, atau sistem yang bisa memantau guru apakah benar mengajar, hanya memberi tugas, atau bahkan tidak hadir,” ungkap Aries, Kamis (28/8/2025).
Ia menambahkan, kehadiran kecerdasan buatan (AI) justru memberi peluang besar bagi dunia pendidikan. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menambah warna dalam proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan semangat murid.
Lebih lanjut, Aries juga menekankan bahwa Sekolah Digital akan mengintegrasikan kecanggihan teknologi dengan kemampuan literasi.
Salah satu contohnya, siswa tetap diwajibkan menulis tangan, namun hasilnya akan dipindai dan diunggah untuk menjadi bahan diskusi di kelas.
Selain itu, pemerintah juga mendukung implementasi program ini melalui penyediaan Learning Management System (LMS) berbasis aplikasi moodle.
Sistem ini akan digunakan dalam proses pembelajaran, penilaian, hingga manajemen sekolah. Guru yang ditunjuk pada sekolah pilot project sebelumnya telah mendapat pelatihan agar mampu mengisi konten LMS, membuat soal, hingga melakukan evaluasi digital.
Mantan Pj Wali Kota Batu itu menegaskan agar kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan menjadikan program ini sebagai budaya sekolah, bukan hanya tambahan sarana.
“Kalau ada pergantian kepala sekolah, program ini harus tetap berjalan demi peningkatan kualitas pendidikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid SMA Dindik Jatim, Suhartatik, menjelaskan ada empat tahap implementasi Sekolah Digital. Pertama, Digitalisasi Proses Pembelajaran dengan model hybrid berbasis LMS.
Kedua, Digitalisasi Sistem Penilaian menggunakan e-learning untuk penilaian formatif dan sumatif. Ketiga, Pelayanan Berbasis Digital mulai dari presensi, perpustakaan, buku tamu, administrasi, hingga kontrol KBM.
Terakhir, Kolaborasi dan Komunikasi Digital untuk memperkuat hubungan antara guru, siswa, orang tua, dan tenaga kependidikan.
“Pilot project ini akan menjadi fondasi. Jika berhasil, ke depan akan diperluas ke sekolah lain di Jawa Timur,” pungkasnya.
Baby Sitter Asal Malang Diburu Polisi, Bobol Rekening Sesama Baby Sister |
![]() |
---|
DPRD Jatim Soroti Dugaan Pungutan di SMAN 1 Kampak Trenggalek, Desak Dinas Pendidikan Turun Tangan |
![]() |
---|
Buruh Sampaikan Keluhkan Beban Pajak yang Berat ke Pemprov Jatim |
![]() |
---|
GIIAS Surabaya 2025 Resmi Dibuka, 7 Merek Baru Tarik Perhatian Pengunjung yang Membeludak |
![]() |
---|
Mayoritas Pasangan Nikah Siri dan Keluarga Miskin, 285 Pasangan Ikut Nikah Massal Gratis di Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.