Jember
Di Jember Ada Daerah yang 'Belum Merdeka', Warga Belum Merasakan Listrik dan Jalanan Tanpa Aspal
Di Jember Ada Daerah yang 'Belum Merdeka', Warga Belum Merasakan Listrik dan Jalanan Tanpa Aspal
Laporan Imam Nawawi
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Puluhan warga Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur hingga kini belum merdeka dari kegelapan saat malam hari.
Meskipun Indonesia sudah merdeka selama 80 tahun, warga yang tinggal di daerah perkebunan kopi Jember Timur ini belum pernah merasakan nikmatnya penerangan lampu dari energi listrik.
Terhitung, sebanyak 29 Kepala Keluarga (KK) Padukuhan Dampikrejo Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, rumah mereka belum terpasang spidometer milik Pembangkit Listrik Negara (PLN).
Padukuhan Dampikrejo, merupakan daerah perbukitan di ujung Timur Kabupaten Jember yang masuk kawasan perkebunan kopi milik PTPN I Regional 5 Perkebunan Silosanen.
Sementara penduduk yang tinggal di Padukuhan Dampikrejo mayoritas adalah petani kopi
Pantauan SURYAMALANG.COM di lapangan, akses jalan menuju daerah tersebut sangat terjal, setapak, bebatuan dan banyak tikungan tajam, sangat terpencil dan terpelosok.
Setiap kali hujan turun, akses jalan menuju kawasan tersebut sangat licin, bahkan medannya jadi berlumpur.
Baca juga: Nuklir Jadi Opsi Strategis dalam Transisi Energi Nasional Menuju Net Zero Emission
Untuk menuju lokasi ini, kendaraan yang digunakan disarankan motor trail atau minimal roda kendaraan harus tangguh ketika melintas.
Selain itu pengendaranya juga punya skill menyetir andal berkendara di medan terjal, agar bisa tiba di kawasan Padukuhan Dampikrejo.
"Jalan aspal itu mimpi bagi masyarakat di sini," ungkap Sunari, petani kopi di Padukuhan Dampikrejo Dusun Baban Timur kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (11/9/2025).
Minimnya penerangan dan akses jalan terjal. Dia mengaku tidak pernah menganjurkan pendatang berkendara saat malam hari, sebab sangat berbahaya.
"Kanan kiri penuh pepohonan dan kebun kopi."
"Tak ada penerangan jalan sehingga kurang dianjurkan bagi pendatang melakukan perjalanan malam," ucap Sunari yang juga Ketua RT 11 Padukuhan Dampikrejo Dusun Baban Timur.
Pria 42 umur tahun ini mengaku sudah tiga kali mengajukan pemasangan listrik ke PLN melalui pemerintah desa. Namun hingga sekarang tidak ada kabar kelanjutannya.
"Hanya terdapat 29 keluarga, itulah yang mungkin menjadi alasan listrik dari PLN tak mau masuk. Ditambah lagi akses jalan yang sulit begitu," bebernya.
Dia mengungkapkan, sebagain warganya memanfaatkan mesin diesel untuk bisa mendapatkan energi listrik, supaya bisa menerangi rumah mereka saat malam hari.
Baca juga: Himpitan Biaya Persalinan sang Istri, Badut di Jember Mencuri Sepeda Motor Milik Buruh PTPN
"Tentu menguras banyak pengeluaran. Pakai jam 6 sore matinya jam 9 atau 10 malam, itupun sudah habis 2 liter bensin jadi lebih boros," ungkapnya.
Aktivitas warga ketika tidak musim panen kopi, mereka kerja bakti menata batuan di sepanjang jalan setapak tanah, agar tidak licin saat hujan turun.
"Bekerja secara swadaya, dengan menyisihkan hasil panennya untuk membeli batu-batu."
"Kalau misal nanti pemerintah akhirnya mau mengaspal, kami sudah memudahkan pondasinya dengan batuan ini," kata Sunari.
Mengingat, jalan tersebut merupakan akses jalur utama utama untuk mengakut hasil panen kopi, bahkan jalan menuju sekolah hingga Puskesmas.
"Karena tidak ada sekolah di dusun ini, paling terdekat waktu tempuhnya satu jam. Begitu juga menuju Puskesmas II Silo," paparnya.
Kini, Keluarga Sunari dan warga lainnya masih menyimpan banyak harapan pemerintah daerah, untuk bisa merasakan jalan beraspal dan kelistrikan yang layak.
Mengingat mereka mereka adalah warga negara Indonesia yang juga membayar pajak, sehingga punya hak sama dengan penduduk lain.
Sebatas informasi, selama ini warga Dusun Baban Timur memang banyak mengandalkan Desa Pace untuk berbagai urusan, mulai pendidikan dan kesehatan hingga urusan dapur.
Pantauan SURYAMALANG.COM, dari lima dusun di Desa Mulyorejo, baru jalan di Dusun Baban Tengah dan Barat yang beraspal.
Sedangkan Dusun Silosanen tentu lebih dulu beraspal karena bagian wilayah PTPN.
Sementara Dusun Baban Timur dan Batu Ampar hingga kini belum pernah ada pengaspalan, meskipun kondisi jalan sangat memprihatinkan.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto, berjanji akan segera turun ke lokasi, untuk memastikan kondisi fasilitas jalan dan penerangan warga ini.
"Kami akan cek ke lapangan, sebab apapun itu di sana merupakan bagian dari daerah Kabupaten Jember yang harus diperjuangkan, merdeka seperti daerah lain," tanggapnya.
David mengungkapkan Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember menjadi perhatian serius, agar warganya dapat fasilitas publik yang layak.
"Mulai akses jalan, penerangan dan sebagainya," tuturnya.
Dia menilai kawasan tersebut memiliki potensi pertanian kopi yang bagus, sehingga diperlukan sarana pendukung, khususnya akses jalan beraspal.
"Karena dulu warga harus lewat Kalibaru Banyuwangi untuk membawa hasil pertanian ke bawah."
"Karena akses jalan rusak tersebut," kata David yang juga Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Jember.
Dusun Baban Timur
Desa Mulyorejo
Jember
PTPN
Perkebunan Silosanen
SURYAMALANG.COM
PLN
Padukuhan Dampikrejo
JADWAL Penerbangan Jember - Jakarta Siap Dimulai, Penjualan Tiket Maskapai Fly Jaya Sudah Dibuka |
![]() |
---|
Himpitan Biaya Persalinan sang Istri, Badut di Jember Mencuri Sepeda Motor Milik Buruh PTPN |
![]() |
---|
Gerebek Gunungan Warga Jember Peringati Maulid Nabi Muhammad, Simbolik Hitam dan Putih |
![]() |
---|
Begal Motor di Jember Punya Siasat Licik Memperdayai Korban, Diawali dengan Numpang Dibonceng |
![]() |
---|
Nelayan di Jember Dibunuh Secara Sadis, Ditenggelamkan ke Sungai, 2 Pelaku Bikin Rekayasa Kematian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.