Tulungagung

Bukan KLB, Dinkes Tulungagung Temukan 45 Suspect Campak, 3 di Antaranya Dinyatakan Positif

Ketiga kasus positif campak di Tulungagung ini tidak memiliki hubungan epidemiologis sehingga tidak mengarah ke Kejadian Luar Biasa (KLB).

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
GEJALA CAMPAK - Kondisi punggung anak yang terserang campak yang disebabkan oleh Virus Morbillivirus atau virus Campak. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menemukan 45 suspect campak, 3 di antara positif. (Istimewa) 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung menyatakan tak ada Kejadian Luar Biasa (KLB) meski ditemukan pasien campak.

Ketiga kasus ini tidak memiliki hubungan epidemiologis sehingga tidak mengarah ke Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dari 3 kasus yang ditemukan, satu kasus measles dan dua kasus rubella.

“Tiga kasus ini ditemukan di rentang waktu yang berbeda. Semua berhasil disembuhkan,” jelas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani.

Menurut Desi, kasus measles dan rubella selalu ditemukan setiap tahun, namun tidak sebanyak di wilayah KLB.

Penyakit ini juga bisa menyerang mereka yang sudah divaksin, di saat kondisi daya tahan tubuhnya lemah.

Temuan 3 kasus positif campak ini diharapkan menjadi peringatan pada masyarakat, untuk meningkatkan upaya pencegahan.

“Cara mencegah penyakit campak yang paling efektif adalah dengan pemberian Imunisasi Campak (MR) sesuai usianya, yaitu 9 bulan, 18 bulan dan 7 tahun” tegas Desi.

Dinkes menggalakkan imunisasi MR ini lewat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Program ini memberikan imunisasi campak kepada siswa kelas 1 SD/MI sederajat.

Dinkes juga  menggelar Imunisasi Kejar semua antigen termasuk MR pada bayi usia  kurang dari 5 tahun.

“Program imunisasi ini diharapkan dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit campak, sekaligus mencegah penularan,” ucap Desi.

Layanan imunisasi MR ini bisa diakses melalui Puskesmas terdekat secara gratis.

Campak sering kali dikenali masyarakat dengan nama gabaken.

Masyarakat juga sering salah mengira campak sebagai cangkrangen atau cacar air.

Meski punya gejala hampir sama, namun penyebabnya berbeda, campak disebabkan oleh virus Campak dan cacar air disebabkan oleh virus Varicela.

Pada kasus anak di bawah 5 tahun campak bisa memicu komplikasi.

Pada orang yang terserang campak, kekebalan tubuh turun selama 1 bulan sehingga rentan terserang penyakit lain.

Gejala campak  pada anak bisa dikenali dari demam, batuk pilek, pusing, mata berair, mata merah, bintik kemerahan namun tidak gatal, bercak putih keabuan dengan dasar merah, dan bercak kemerahan dengan gelembung.

“Untuk pencegahan, lengkapi status imunisasi campak pada anak. Istirahat yang Cukup apabila merasakan beberapa gejala seperti di atas,” pungkasnya. (David Yohanes)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved