Ponpes Ambruk Sidoarjo

'Saya di Atas Ngecor' Kesaksian Rizki Ramadhan Santri Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambuk

Kesaksian santri bernama Rizki Ramadhan yang menjadi korban selamat dalam tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk pada, Senin (29/9/2025) sore. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Youtube Harian Surya
KESAKSIAN SANTRI - Kesaksian santri bernama Rizki Ramadhan yang menjadi korban selamat dalam tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk pada, Senin (29/9/2025) sore.  

SURYAMALANG.COM -  Ada kesaksian satu santri bernama Rizki Ramadhan yang menjadi korban selamat dalam tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk pada, Senin (29/9/2025) sore. 

Rizki Ramadhan merupakan santri yang sudah belajar di Ponpes Al Khoziny kurang lebih selama 7 tahun. 

Saat kejadian, Rizki mengaku tengah membantu proses pengecoran bangunan yang ambuk tersebut. 

Rizki yang merupakan santri membantu melakukan pengecoran di lantai lima bangunan yang ambruk di Ponpes Al Khoziny

Rizki mendengar jika ada teman-temanya sedang sholat berjamaah di lantai bawah ketika bangunan ambuk terjadi. 

Sementara dirinya sendiri berada di lantai atas sedang membantu pengecoran. 

MUSHALA AMBRUK Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) malam. Sementara dari dalam reruntuhan, terdengar suara beberapa orang meminta tolong yang diduga santri.
MUSHALA AMBRUK Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) malam. Sementara dari dalam reruntuhan, terdengar suara beberapa orang meminta tolong yang diduga santri. (SURYAMALANG.COM/M Taufik)

"Itu di bawah itu waktunya anak-anak jemaah dan di atas itu waktu kerja terus ngesor gitu ngambrek (di bawah rubuh)", jelas Rizki kepada wartawan SURYAMALANG.COM.

Saat kejadian berlangsung, Rizki berada di lantai 5 bangunan dan sedang melakukan pengecoran. 

"(Saya membantu) pembangunan di lantai paling atas. Pengecoran," lanjut Rizki.

Namun, Rizki bukanlah bagian dari santri yang ikut sholat berjamaah. 

Baca juga: Momen Memilukan Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambuk, Terdengar Suara Tangisan Santri

Dirinya hanya mengetahui cerita jika teman-temannya sedang sholat saat kejadian. 

Karena dirinya tengah berada di lantai atas untuk bekerja mengecor bangunan.

"Katanya (kejadian ambruk)  masih salat dan katanya masih sudah salat yang saya enggak tahu saya ada di atas soalnya Pak kerja Pak.  Enggak tahu apa di atas", lanjut Rizki.

Kegiatan proyek pengecoran yang dilakukan di lantai atas bangunan yang ambruk itu dikerjakan oleh tukang bangunan serta dibantu oleh para santri. 

Update Jumlah Korban

Sementara itu, tercatat sejumlah 87 orang korban berhasil dievakuasi dari runtuhan Gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. 

Jumlah tersebut dihimpun dalam laporan proses pencarian yang dilakukan Tim SAR, hingga pukul 23.30 WIB. 

Satu orang diantaranya, dikabarkan dalam keadaan meninggal dunia.

Korban meninggal dunia itu, Ahmad Maulana Alfian Ibrahim, berusia 13 tahun, asal Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. 

Sedangkan, 86 orang diantaranya mengalami luka ringan, sedang dan berat.

Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Percepat Kepulangan dari Palembang, Segera Tinjau Ponpes Ambruk di Sidoarjo

Mereka menjalani perawatan di tiga rumah sakit (RS) berbeda wilayah Kabupaten Sidoarjo

Sebanyak 38 orang korban luka di RSUD Sidoarjo, empat korban luka di RS Delta Surya.

Sejumlah 45 orang korban luka di RSI Siti Hajar; termasuk satu korban orang yang dilaporkan meninggal dunia.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, pihaknya tetap berfokus pada proses pencarian terhadap korban yang dimungkinkan masih terjebak di balik reruntuhan bangunan. 

"Kami tetap fokus pada Evakuasi. Evakuasi dan korban korban itu menjadi hal yang utama karena kita harus mengutamakan pada sisi Kemanusiaan," ujarnya di Lobby Gedung Bidang Humas Polda Jatim, pada Senin (30/9/2025). 

Selain itu, Jules menjelaskan, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim juga telah mendirikan Posko Disaster Victim Identification (DVI) di dekat lokasi kejadian ambruknya bangunan ponpes tersebut

"Sudah langsung mulai malam ini juga ada Posko, nanti tentu akan melakukan identifikasi bilamana diperlukan terhadap korban-korban baik mengumpulkan data-data antemortem maupun posmortem," pungkasnya. 

Sementara itu, puluhan orang wali santri Pondok Pesantren Al Khoziny terus berdatangan di RSI Siti Hajar, Sidoarjo, sejak pukul 20.45 WIB, Sabtu (27/9/2025).

RS itu menjadi salah satu rumah sakit rujukan utama dalam penanganan korban insiden runtuhnya bangunan lima lantai pondok pesantren di Buduran, Sidoarjo itu.

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSI Siti Hajar, dr. Andiani mengatakan, para korban ditempatkan sesuai tingkat keparahan. 

"Untuk data kami pisah tempatnya dan bagi beberapa klasifikasi, zona kuning dan merah ada satu pasien masing-masing. Sementara, zona hitam atau meninggal dunia satu pasien," terangnya. 

Kemudian, pasien dengan kondisi ringan yang masuk zona hijau sebanyak 19 orang sudah diperbolehkan pulang. 

Selain itu, lanjut dr. Andiani, ada delapan pasien yang harus dialihkan ke ruang perawatan maupun tetap dirawat intensif di IGD. 

Menurutnya, langkah ini diambil untuk memastikan penanganan lebih lanjut bisa berjalan optimal.

"Sehingga, jumlah sesuai pukul 19.37 itu sebanyak 39 orang," katanya.

Di lain sisi, Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH R Abdus Salam Mujib angkat bicara soal peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di pondoknya. 

Menurutnya, pembangunan musala tersebut sudah berjalan sekira sembilan hingga sepuluh bulan. 

Bagian bawah bangunan difungsikan untuk mushola dan lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri.

"Masih pengerjaan. Ini sedang pengerjaan lantai terakhir. Pagi tadi dilakukan pengecoran di lantai atas," ujar Kiai Salam sapaannya pada awak media di lokasi, Senin (29/9/2025).

Saat bangunan tiga lantai itu ambruk, disebutnya ada sejumlah santri sedang jemaah salat Ashar. 

Tapi dia juga tidak bisa memastikan berapa jumlah santri yang sedang berjamaah itu. Yang jelas tidak semua santri. 

Akibat peristiwa itu, pihak pondok memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan pesantren hingga kondisi benar-benar aman.

"Kami anggap ini sebagai takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi. Semoga diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, diberi pahala yang tak bisa diutarakan," pungkasnya.

(SURYAMALANG.COM/FRIDA ANJANI/LUHUR PAMBUDI)

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved