Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Perintah Prabowo Usai Runtuhnya Gedung Ponpes Al Khoziny Telan 37 Korban Jiwa, Pantau dari Istana

Perintah Prabowo setelah runtuhnya gedung Ponpes Al Khoziny telan 37 korban jiwa, pantau terus dari istana, Gubernur Jatim gerak cepat

|
Instagram @presidenrepublikindonesia/@Dokumentasi BNPB
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Sejumlah alat berat dikerahkan (KANAN) untuk mempercepat proses evakuasi korban dan pembersihan puing bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Minggu (5/10/2025) siang, tim SAR gabungan terus bekerja tanpa henti sejak dini hari. Presiden Prabowo Subianto (KANAN) dalam sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 Maret 2025. 

SURYAMALANG.COM, - Presiden Prabowo Subianto memberikan perintah kepada Gubernur Jawa Timur dan menterinya terkait gedung tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang roboh. 

Sebagai kepala negara, Prabowo memantau terus perkembangan proses evakuasi korban yang sudah berlangsung hampir satu pekan sejak bangunan musala Ponpes roboh pada Senin (29/9/2025) lalu. 

Peristiwa ini menelan 37 orang korban jiwa setelah Tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga korban di dalam runtuhan mushala pada hari ketujuh pencarian, Minggu (5/10/2025).

"Sementara untuk hari ini total 11 korban yang diekstraksi pada proses evakuasi hari ketujuh," ujar Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo.

Baca juga: Daftar Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny, Jenazah 3 Santri Remaja Asal Surabaya Bisa Dipulangkan

Tiga jenazah yang ditemukan berada di sektor A3 dan A4 pada pukul 02.37 WIB, 03.00 WIB, dan 03.24 WIB.

Dari 37 korban yang ditemukan, satu di antaranya berupa anggota tubuh yang tidak utuh.

Hingga saat ini, baru delapan jenazah yang berhasil teridentifikasi oleh tim DIV Polda Jatim.

Tiga dari delapan jenazah tersebut adalah Firman Nur (16), warga Tembok Lor Surabaya; Muhammad Azka Ibadurrahman (13), warga Kenjeran, Surabaya dan Daul Milal (15), warga Sidokapasan Surabaya.

Baca juga: Update Rincian Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: 36 Orang Meninggal, 27 Dalam Pencarian

Identifikasi dilakukan melalui gigi, medis, sidik jari, serta properti yang cocok dengan data ante mortem (data sebelum kematian seseorang).

"Sampai hari ini tim gabungan berhasil mengidentifikasi delapan dari 17 jenazah dan satu body part yang ditemukan," ungkap Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol Mohammad Khusnan Marzuki.

Perintah Prabowo

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto telah memantau insiden robohnya mushala Ponpes Al Khoziny.

Prasetyo menyebutkan, Prabowo bahkan memerintahkan kepala daerah dan menteri terkait untuk memberi perhatian atas insiden tersebut.

"Sudah, sudah. Beliau memonitor terus, makanya beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur serta wakil gubernur untuk memberikan perhatian," ujar Prasetyo di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).

Baca juga: Derita Haical Korban Ponpes Al Khoziny: Kaki Diamputasi Setelah Infeksi Merembet ke Hati dan Ginjal

Prasetyo menyebutkan, pemerintah mendorong agar evaluasi dilakukan terhadap seluruh ponpes di Indonesia.

Dia menegaskan, keamanan bangunan dan infrastruktur masing-masing ponpes harus dipastikan.

"Evaluasi ke depan ke semua pondok pesantren, kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan infrastruktur pondok masing-masing," kata Prasetyo.

Tindakan Pemprov Jatim

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan dukungan penuh untuk proses evakuasi mushala Ponpes Al Khoziny

Sejak awal menerima laporan, Khofifah langsung memerintahkan jajaran Pemprov bergerak cepat berkoordinasi dengan Wagub, Sekda, Kalaksa BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan.

Khofifah menginstruksikan sejumlah langkah darurat seperti menyiapkan ekskavator, lampu spotlight 1.000 watt untuk penerangan, karena evakuasi 24 jam di malam hari butuh dukungan cahaya.

"Saya juga minta dapur umum disiapkan. Untuk biaya pengobatan di luar RSUD Sidoarjo, Pemprov Jawa Timur yang menanggung,” ujar Khofifah, Minggu (5/10/2025).

Baca juga: Fakta-fakta Santri Ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri Viral Usai Ponpes Al Khoziny Ambruk: Amal Jariyah

Menurut Khofifah, proses evakuasi ini tidak bisa dilakukan sembarangan.

Pemprov menyiapkan tim pendukung, sementara komando utama berada di Basarnas dengan koordinasi BNPB. 

“Evakuasi bukan sekadar mengangkat bongkahan. Harus hati-hati karena kemungkinan masih ada korban di bawah reruntuhan" jelas Khofifah.

"Awalnya kami siapkan ekskavator, tapi ternyata yang dibutuhkan crane dan breaker. Kalau ekskavator hanya mengeruk, sedangkan crane bisa memotong dan mengangkat dengan lebih aman,” imbuhnya. 

Personel Bersertifikat Internasional 

Khofifah menambahkan, Basarnas menurunkan 12 personel bersertifikat internasional yang sudah berpengalaman dalam evakuasi di berbagai negara.

Selain itu, tim teknik sipil dari ITS juga terjun membantu.

“Semua langkah dipandu tim profesional Basarnas. Bahkan tim DVI Polda Jatim bersama Mabes Polri, tim forensik, hingga tim DNA dari Universitas Airlangga ikut terlibat dalam identifikasi korban,” ungkap Khofifah. 

Khofifah menyebut proses evakuasi memerlukan waktu lebih lama karena tim mengutamakan keselamatan.

“Hari pertama hanya bisa menggunakan satu alat berat. Baru hari ketiga crane dan ekskavator mulai dipakai" terangnya. 

"Semua sesuai arahan Basarnas, dan Pemprov Jatim hanya menyiapkan supporting system sesuai kebutuhan tim di lapangan,” imbuh Khofifah.

Baca juga: Cerita Nanang Merangkak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Demi Bantu Teman, Bakal Tetap Mondok

Hingga saat ini, jumlah korban masih bisa berubah seiring proses identifikasi.

“Tadi malam sudah ada tiga jenazah teridentifikasi, dan saya ikut menyerahkan langsung kepada keluarga. Kementerian Agama juga sudah hadir, Pak Menteri langsung datang untuk memberikan dukungan,” tutur Khofifah.

Dengan keterlibatan berbagai pihak, Khofifah meyakini proses evakuasi berjalan profesional meskipun membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan.

Khofifah meminta masyarakat bersabar dan terus mendoakan agar seluruh korban segera ditemukan.

Sampai sekarang, proses identifikasi masih berlangsung dengan melakukan pendalaman data ante mortem (data sebelum kematian seseorang) dan post mortem (data setelah kematian seseorang).

Baca juga: Kisah Heroik Dokter Aaron, Lakukan Amputasi dan Evakuasi Korban di Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny 

Secara keseluruhan dalam tujuh hari, sebanyak 141 orang telah terevakuasi.

Rinciannya, 104 orang selamat dan 37 orang dinyatakan meninggal dunia.

Data jumlah korban bersifat dinamis dan dapat berubah seiring berjalannya operasi pencarian di lapangan.

(Kompas.com/Kompas.com/Kompas.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved