Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Di Balik Tragedi Al Khoziny: Cuma 50 Ponpes Bersertifikat, 99 Persen Tak Memiliki Izin Bangunan

Di balik tragedi Al Khoziny runtuhnya bangunan renggut puluhan nyawa, Kemen PU sebut 99% Ponpes belum bersertifikat kelayakan bangunan.

|
Dok. Basarnas Surabaya/Tangkapan layar Google Earth
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Proses pengangkatan puing bangunan mushala (KIRI) Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Minggu (5/10/2025). Potret Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur dari tahun ke tahun (KANAN). Di balik tragedi Al Khoziny, Kemen PU sebut 99 persen Ponpes belum bersertifikat kelayakan bangunan. 

Tujuannya adalah mendorong kepengurusan PBG dan sertifikasi laik bangunan.

Struktur Bangunan Ponpes Al Khoziny

Menurut Kepala Subdirekturat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, struktur bangunan Ponpes Al Khoziny menyerupai pancake. 

Struktur bangunan pancake mengacu pada jenis reruntuhan progresif di mana lantai bangunan runtuh secara vertikal dan bertumpuk akibat kegagalan elemen menahan beban.

Dalam kasus Ponpes Al Khoziny, tim SAR melihat pusat gravitasi struktur pancake terjadi di sisi kiri bangunan (apabila dilihat dari sisi kanan). 

Kemudian, dari posisi trap yang ada di bawah, terdapat perbedaan ketinggian antara level di bangunan bagian dasar.

“Sehingga pada saat posisi gravity of center yang ada di posisi tengah ini menutup akses, maka akses di sebelah tertutup sama sekali karena sudah sama-sama flat dengan lantai dasar,” kata Freezer, Rabu (1/10/2025).

Kondisi tersebut membuat akses ke sisi lainnya hanya bisa dijangkau dengan interaksi suara atau verbal.

Selain itu, fleksibel search cam dapat dimasukkan ke celah kecil yang berada di impitan kolom tiang utama.

Freezer kembali mengatakan, saat ini konstruksi yang berada di kolom tengah posisinya hampir berbentuk u-shape.

“Artinya kalau kita melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi, harusnya dia patah. Bukan melengkung atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi,” tuturnya.

Dapat disimpulkan, ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny tersebut karena ketidakmampuan menahan beban secara keseluruhan dari standarnya.

“Dari bukti ini maka kemampuan nanti untuk menahan beban secara keseluruhan tidak sesuai dengan beban yang ada di sana" jelas Freezer. 

"Akibatnya adalah maka tercipta void ruang celah-celah sempit yang ada di dalam yang kesulitan untuk kita bisa akses,” pungkasnya. 

53 Korban Jiwa Telah Ditemukan

Hingga Senin (6/10/2025), proses pengangkatan puing runtuhan mushala di Ponpes Al Khoziny masih berlangsung dan diprediksi berakhir Selasa (7/10/2025). 

Tim SAR gabungan masih akan terus memaksimalkan proses pencarian korban untuk membuka akses ekstraksi dan evakuasi jenazah yang diduga masih tertimbun. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved