Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Di Balik Tragedi Al Khoziny: Cuma 50 Ponpes Bersertifikat, 99 Persen Tak Memiliki Izin Bangunan
Di balik tragedi Al Khoziny runtuhnya bangunan renggut puluhan nyawa, Kemen PU sebut 99% Ponpes belum bersertifikat kelayakan bangunan.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Ambruknya gedung musala empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (29/9/2025) lalu menjadi tamparan keras bagi pemerintah.
Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) membuka data mengenai Ponpes di Indonesia yang hampir seluruhnya belum mengantongi sertifikasi kelayakan bangunan.
Tragedi yang menimpa Ponpes Al Khoziny menurut keterangan Tim SAR gabungan juga disebabkan karena kegagalan konstruksi.
Bangunan di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu menimpa para santri saat sedang menunaikan salat asar sekira pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Hari ke-7 Tragedi Ponpes Al Khoziny: 53 Korban Meninggal Dunia, 75 Persen Puing Bangunan Diangkat
Tim SAR gabungan bersama ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah melakukan analisis penyebab runtuhan.
“Konstruksi bangunan yang utamanya empat lantai kemudian akibat ini jatuhnya adalah kegagalan konstruksi. Kemudian berubah menjadi tumpukan atau pancake model,” kata Kepala Subdirekturat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, Rabu (1/10/2025).
99 Persen Ponpes Belum Bersertifikat Kelayakan Bangunan
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan, dari total 42.433 ponpes yang terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) periode 2024/2025, sekira 50 pesantren saja yang tercatat telah mengurus Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Di seluruh Indonesia Raya hanya 50 ponpes yang memiliki izin mendirikan bangunan, yang lain belum," kata Dody Hanggodo, Minggu (5/10/2025) mengutip Kompas.com (grup suryamalang).
Angka ini menunjukkan mayoritas atau lebih dari 99 persen ponpes yang dihuni puluhan ribu santri, beroperasi tanpa jaminan sertifikasi kelayakan bangunan dari pemerintah.
PBG merupakan pengganti dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Fungsinya krusial, yakni memastikan bangunan memenuhi standar keselamatan dan kelayakan teknis.
Baca juga: Si Penurut Ahmad Rijalul Haq jadi Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Sang Ayah Pasrah
Menteri Dody Hanggodo mengakui adanya kompleksitas birokrasi karena PBG berada di bawah kewenangan Pemerintah Daerah (Pemda), sementara operasional pesantren di bawah Kemenag.
"Harusnya semua pesantren memiliki izin. PBG ini kewenangannya ada di Pemda, tapi kita perlu koordinasi antara Kemendagri dan Kemenag, karena ponpes di bawah Kemenag," jelas Dody.
Kelalaian ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pengelola pesantren, tetapi juga menunjukkan lemahnya koordinasi dan sosialisasi antara kementerian terkait untuk memastikan standar keselamatan diterapkan di seluruh lembaga pendidikan agama.
Menyusul tragedi Al Khoziny, Kementerian PU akan segera berkoordinasi dengan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri untuk melakukan tindakan masif.
Baca juga: Perintah Prabowo Usai Runtuhnya Gedung Ponpes Al Khoziny Telan 37 Korban Jiwa, Pantau dari Istana
Fokus utama setelah masa tanggap darurat di Sidoarjo selesai adalah sosialisasi mendalam kepada Pemda dan seluruh pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Tujuannya adalah mendorong kepengurusan PBG dan sertifikasi laik bangunan.
Struktur Bangunan Ponpes Al Khoziny
Menurut Kepala Subdirekturat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, struktur bangunan Ponpes Al Khoziny menyerupai pancake.
Struktur bangunan pancake mengacu pada jenis reruntuhan progresif di mana lantai bangunan runtuh secara vertikal dan bertumpuk akibat kegagalan elemen menahan beban.
Dalam kasus Ponpes Al Khoziny, tim SAR melihat pusat gravitasi struktur pancake terjadi di sisi kiri bangunan (apabila dilihat dari sisi kanan).
Kemudian, dari posisi trap yang ada di bawah, terdapat perbedaan ketinggian antara level di bangunan bagian dasar.
“Sehingga pada saat posisi gravity of center yang ada di posisi tengah ini menutup akses, maka akses di sebelah tertutup sama sekali karena sudah sama-sama flat dengan lantai dasar,” kata Freezer, Rabu (1/10/2025).
Kondisi tersebut membuat akses ke sisi lainnya hanya bisa dijangkau dengan interaksi suara atau verbal.
Selain itu, fleksibel search cam dapat dimasukkan ke celah kecil yang berada di impitan kolom tiang utama.
Freezer kembali mengatakan, saat ini konstruksi yang berada di kolom tengah posisinya hampir berbentuk u-shape.
“Artinya kalau kita melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi, harusnya dia patah. Bukan melengkung atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi,” tuturnya.
Dapat disimpulkan, ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny tersebut karena ketidakmampuan menahan beban secara keseluruhan dari standarnya.
“Dari bukti ini maka kemampuan nanti untuk menahan beban secara keseluruhan tidak sesuai dengan beban yang ada di sana" jelas Freezer.
"Akibatnya adalah maka tercipta void ruang celah-celah sempit yang ada di dalam yang kesulitan untuk kita bisa akses,” pungkasnya.
53 Korban Jiwa Telah Ditemukan
Hingga Senin (6/10/2025), proses pengangkatan puing runtuhan mushala di Ponpes Al Khoziny masih berlangsung dan diprediksi berakhir Selasa (7/10/2025).
Tim SAR gabungan masih akan terus memaksimalkan proses pencarian korban untuk membuka akses ekstraksi dan evakuasi jenazah yang diduga masih tertimbun.
Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo mengatakan, selama berjalan tujuh hari, progres evakuasi sudah sebesar 75 persen.
“Saya kira (pengangkatan) bangunan hampir 75 persen. Kita akan tetap maksimalkan 24 jam membantu menemukan adik-adik kita yang terlibat musibah,” kata Bramantyo, Minggu (5/10/2025).
Baca juga: SOSOK Nuruddin, Anak Periang Korban Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
Proses pembongkaran dan pengangkatan material atau puing-puing bangunan dilakukan tim SAR gabungan menggunakan dua alat berat berupa eskavator dan breaker.
Bangunan mushala Ponpes Al Khoziny mulai rata terutama di sektor A1, A3, dan A4. Bramantyo mengatakan, sektor A3 dan A4 menjadi titik di mana banyak korban meninggal dunia ditemukan.
“Jadi terakhir dari mulai kemarin sore sampai hari ini di A3 dan A4 jadi di tengah luar mushala itu maksimal rata-rata yang kita temukan sejak kemarin sampai dengan tadi sore semua berada di situ,” bebernya.
Namun proses ini belum dinyatakan selesai pada Senin (6/10).
Proses pengangkatan runtuhan dan evakuasi ditambah dua sampai tiga hari ke depan.
Baca juga: SOSOK Nuruddin, Anak Periang Korban Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
“Saya berusaha mungkin dua sampai tiga hari ke depan. Untuk proses pembersihan mungkin hari ini tidak bisa. Senin juga belum kemungkinan kami upayakan hari Selasa,” ungkapnya.
Kendati demikian, Bramantyo tidak dapat menghitung atau memprediksi berapa korban yang diduga masih tertimbun atau dalam proses pencarian.
“Saya tidak dapat menyebutkan perkiraan berapa. Tapi yang jelas kami akan tetap melakukan kegiatan ini mungkin seberapa pun yang kami dapat sampai yakin tidak ada lagi,” tuturnya.
Dari hasil penanganan runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama sepekan berjalan, korban yang terevakuasi sebanyak 157 orang.
Baca juga: Bangkai Mobil Mercy Remuk di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Langsung Dingkirkan
Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.
Lalu korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 53 orang, lima di antaranya body part (bagian tubuh).
Dari 53 korban tersebut, tim DIV Polda Jatim berhasil mengidentifikasi tiga korban pada Minggu (5/10/2025).
Artinya total korban yang sudah teridentifikasi sebanyak delapan orang.
(Kompas.com/Kompas.com/Kompas.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Ponpes Al Khoziny
Ponpes Al Khoziny ambruk
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
korban Ponpes Al Khoziny
Kemen PU
Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
sertifikasi kelayakan bangunan
SURYAMALANG.COM
Hari ke-7 Tragedi Ponpes Al Khoziny: 53 Korban Meninggal Dunia, 75 Persen Puing Bangunan Diangkat |
![]() |
---|
Si Penurut Ahmad Rijalul Haq jadi Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Sang Ayah Pasrah |
![]() |
---|
SOSOK Nuruddin, Anak Periang Korban Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
Bangkai Mobil Mercy Remuk di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Langsung Dingkirkan |
![]() |
---|
Operasi SAR Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Resmi Diperpanjang, Masih Banyak Korban Hilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.