Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Tragedi Al Khoziny: Pencarian Korban Ditutup, 67 Meninggal, Cak Imin Beber 3 Penyebab 'Anggaran'

Tragedi Al Khoziny: pencarian korban resmi ditutup, 67 orang meninggal, Cak Imin beber 3 penyebab salah satunya keterbatasan anggaran.

|
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH/ADHYASTA DIRGANTARA
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Kondisi pasca runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk (KIRI) pada Selasa (7/10/2025). Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin-KANAN) saat ditemui di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025). Evakuasi runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny resmi ditutup oleh tin SAR gabungan, total 67 korban jiwa yang ditemukan. 

"Atas perintah Pak Presiden, itu saya akan terus mengambil langkah cepat, terutama memprioritaskan kepada pesantren-pesantren yang memang benar-benar sangat rawan untuk segera kita tangani," pungkas Cak Imin.

Polisi Kumpulkan Barang Bukti

Sementara itu, Polda Jawa Timur (Jatim) mulai mengumpulkan sejumlah barang bukti dari reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto memastikan ada proses penyelidikan dalam tragedi Ponpes Al Khoziny tetapi menunggu seluruh proses evakuasi tuntas.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan SAR gabungan yang lain terutama Basarnas dan BNPB selama proses evakuasi Ponpes Al Khoziny berlangsung.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abrahama Abast mengatakan, tim kepolisian melakukan penyelidikan sesuai prosedur, dengan diawali mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Nah terkait dengan upaya penyelidikan, Apakah nantinya akan diawali dengan TKP itu sudah pasti, ya. Pasti kita akan melangkah dari TKP,” kata Jules, Senin (6/10/2025).

Dalam kasus ini, tim penyidik akan mengambil barang bukti khusus yang hanya dipahami oleh tim penyidik kepolisian dalam proses penyelidikan.

“Namun TKP yang ada tentu bukannya TKP sebagaimana tindak pidana yang lain. Harus ada Bukti yang memang benar-benar tidak tidak terjamah atau terkontaminasi oleh hal lain. Nah, ini tentu berbeda ya,” terangnya.

Lebih lanjut, Jules mengatakan tim penyidik akan melakukan penyelidikan setelah seluruh proses evakuasi dinyatakan tuntas.

Artinya seluruh material bangunan terangkat. 

“Dari teman-teman penyidik nanti tentu akan diawali setelah proses evakuasi ataupun pembongkaran, pembersihan sisa material bangunan robohnya bangunan pada Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo ini selesai,” bebernya.

Oleh sebab itu, polisi berkoordinasi dengan tim Basarnas untuk memantau setiap perkembangan proses evakuasi pengangkatan runtuhan.

“Nah, barulah kami nanti akan melangkah proses penyelidikan dan nantinya pasti akan kami tindak lanjuti dengan proses penyidikan,” terang Jules. 

Sementara itu, pakar konstruksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang terlibat proses evakuasi, Mudji Irawan mengatakan, tim kepolisian mengambil sejumlah sampel dari lokasi runtuhan.

"Ada delapan buah beton core drill, dan 20 buah tulangan dengan berbagai diameter," kata Mudji, Senin (6/10/2025).

Mudji menyebut, sampel bangunan tersebut akan diuji oleh pihak kepolisian dan tim ahli akan dimintai keterangan lebih lanjut.

"Untuk pengujian teknis mutu material beton dan tulangan," imbuhnya.

(Kompas.com/Kompas.com/Kompas.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved