Kabupaten Kediri

Warga Desa Kawedusan Kediri Digegerkan dengan Penemuan Mayat Laki-laki, Ada Luka Infeksi di Kaki

Warga Desa Kawedusan Kediri Digegerkan dengan Penemuan Mayat Laki-laki, Ada Luka Infeksi di Kaki

Editor: Eko Darmoko
Polsek Plosoklaten
PENEMUAN MAYAT - Petugas Kepolisian saat olah TKP penemuan mayat di Dusun Kawarasan, Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Rabu (15/10/2025) petang. 

Laporan Isya Anshori

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Penemuan mayat laki-laki gegerkan warga Dusun Kawarasan, Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Rabu (15/10/2025) petang.

Mayat laki-laki ini tergeletak di area kebun ketela.

Laki-laki itu ditemukan di bawah pohon pisang, dekat aliran sungai, dalam kondisi mengenaskan dan tanpa identitas.

Kejadian tersebut pertama kali diketahui sekitar pukul 17.47 WIB oleh seorang warga bernama Nanang (40) yang saat sedang melintas di area kebun.

Dia segera mengabadikan penemuan tersebut melalui video dan mengirimkannya kepada Kepala Desa Kawedusan, Dedi Santoso.

"Sekitar pukul 18.30 WIB, Dedi melaporkan temuan ini ke Polsek Plosoklaten," kata Kapolsek Plosoklaten, AKP Dwi Widodo saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Jumat (17/10/2025).

Baca juga: Kebakaran Toko Perabotan di Jalan Dhoho Kota Kediri, Petugas Gabungan Dikerahkan untuk Padamkan Api

Dwi menyatakan bahwa tim gabungan dari kepolisian, tim Inafis Satreskrim Polres Kediri serta tenaga medis dari Puskesmas Brenggolo segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan olah TKP.

Dwi menjelaskan, korban kemudian berhasil diidentifikasi sebagai Jangkung (41) warga Lingkungan Kwangkalan, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Pria yang berprofesi sebagai buruh harian lepas ini ditemukan hanya mengenakan kaus biru dan celana dalam hitam.

"Dari hasil pengecekan identitas korban dinyatakan valid dan cocok," imbuhnya.

Hasil pemeriksaan awal oleh tim medis, bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.

Namun, ditemukan luka lama yang terinfeksi di telapak kaki korban, yang diduga menjadi penyebab utama kematian karena infeksi serius yang tidak ditangani.

Dwi mengungkapkan, menurut informasi dari Puji Abadi, Ketua RT di tempat tinggal korban, Jangkung telah mengalami gangguan jiwa (ODGJ) sejak 15 tahun terakhir.

Dia terakhir terlihat meninggalkan rumah pada Senin 13 Oktober 2025 dan tidak kembali hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia dua hari kemudian.

Warga sekitar lokasi penemuan juga mengaku melihat korban berkeliaran di kawasan Dusun Kawarasan sehari sebelum ditemukan.

Mereka menduga korban tersesat atau jatuh sakit di lokasi tersebut hingga akhirnya meninggal dunia tanpa pertolongan.

Pihak keluarga yang telah dihubungi menyatakan menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi.

"Mereka juga telah menandatangani surat pernyataan resmi agar jenazah segera dimakamkan," tandas Kapolsek Plosoklaten.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved