Inspirasi Usaha
Olah Limbah Siwalan Jadi Jajanan Jenang hingga Mochi, Warga Tuban Raup Omzet Jutaan
Jika sebelumnya buah siwalan tua hanya jadi tumpukan limbah di kebun, kini berubah menjadi jajanan, sumber rezeki baru di tangan Hadi.
Ringkasan Berita:
Laporan : Muhammad Nurkholis
SURYAMALANG.COM, TUBAN – Hadi Suminto, warga Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban sukses mengolah buah siwalan tua menjadi beragam jajanan yang memiliki nilai jual.
Jika sebelumnya buah siwalan tua hanya jadi tumpukan limbah di kebun, kini berubah menjadi sumber rezeki baru di tangan Hadi.
Pria ini berhasil mengolah siwalan tua yang sebelumnya dibuang dan dianggap tak memiliki nilai jual, menjadi berbagai produk jajanan bernilai ekonomi tinggi.
Baca juga: Hampers Telur Asin Karya Warga Diwek Jombang Jadi Tren Baru Seserahan Calon Pengantin
Hadi menjelaskan bahwa setiap tahun, petani siwalan di Tuban bisa panen hingga empat kali.
Dari satu pohon saja, panen dapat mencapai 100–200 butir.
Namun, kenyataannya lebih dari 50 persen buah itu terpaksa dibuang karena sudah terlalu tua dan tidak laku dijual.
Melihat keadaan ini, ia mengaku eman, melihat tumpukan buah siwalan tua yang membusuk percuma. Dan terlintas di pikirannya untuk memanfaatkan buah ini agar memiliki nilai jual.
“Awalnya saya melihat siwalan itu cuma numpuk, membusuk, dan mengotori lahan. Sayang sekali. Dari situ saya berpikir bagaimana caranya limbah ini bisa diolah menjadi makanan yang bermanfaat dan bisa mengurangi kerugian petani,” ujarnya
Hadapi Rintangan
Pada 2015 ia sempat mencoba berinovasi membuat olahan dari bahan siwalan tua seperti membuatnya menjadi keripik, tetapi hasilnya tak sesuai harapan.
Usaha tak menghianati hasil, ia terus berinovasi dan baru pada tahun 2022, ia menemukan racikan yang tepat untuk mengolah siwalan tua menjadi jenang, dan hasilnya justru sangat diterima pasar.
“Inovasi ini akhirnya cocok ketika saya buat jenang. Dari situ saya ikut lomba inovasi dan Alhamdulillah berprestasi dari tingkat kabupaten sampai provinsi,” imbuhnya
Dari hasil olahannya tersebut, siapa sangka jajanan berbahan dasar limbah siwalan ini ternyata tidak hanya digemari warga lokal, tetapi juga merambah pasar nasional dan mancanegara, seperti Malaysia, Hong Kong, dan Arab Saudi.
“Alhamdulillah, jenang siwalan sudah dikenal hampir di seluruh Indonesia. Bahkan sudah sampai ke Malaysia, Hong Kong, dan Arab Saudi,” bebernya.
Baca juga: Kreatif Olah Tanaman Gulma Jadi Gelang Tolak Sawan, Pemuda Asal Kedungkumpul Lamongan Panen Cuan
Tak berhenti di jenang, Hadi juga mengembangkan banyak olahan lain.
Dari siwalan tua ia berhasil membuat kue bugis, klepon, hingga mochi.
Semua diterima dengan baik oleh pelanggannya.
Berkat ketekunan itu, usaha kecilnya kini menghasilkan omzet hingga Rp 9 juta per bulan.
“Alhamdulillah, sementara omzetnya bisa sampai 9 juta per bulan. Masyarakat suka, dan pesannya terus berdatangan,” ucapnya.
Soal harga, produknya pun sangat ramah di kantong, olahan jenang hanya dibanderol mulai dari Rp 20 ribu untuk kemasan 200 gram dan Rp 40 ribu untuk kemasan 500 gram, tergantung jumlah pesanan nya juga.
Kini, ia berharap inovasi yang dikembangkannya dapat menginspirasi warga desa lain di Tuban untuk terus berinovasi.
Ia juga membuka ruang diskusi bagi masyarakat Kabupaten Tuban yang ingin berbagi atau bertanya seputar produk olahannya, melalui WhatsApp di nomor +62 815-7505-4322.
“Semoga inovasi ini dapat menginspirasi para warga Tuban,” pungkasnya.
| Dari Panen Sayur Pakcoi dan Selada, Warga Jombang Ini Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan |
|
|---|
| Warga Gondanglegi Malang Budidaya Jamur Tiram Rumahan, Produksi Capai 20 Kg per Hari |
|
|---|
| Pengusaha Toko Alat Gunung di Surabaya Tetap Semangat Meski Pandemi, Beralih ke Penjualan Online |
|
|---|
| Pemilik BBQ Karnevor Ajeng Nur Anisa Malah Makin Cuan saat Pandemi, Siap Go Nasional |
|
|---|
| Pemilik BBQ Karnevor Ajeng Nur Anisa Sudah Berbisnis Sejak Kuliah, Tetap Semangat Walau Untung Kecil |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.