Breaking News

Erupsi Gunung Semeru

KISAH Kakek Sumarwi Jalan Kaki Satu Jam untuk Selamatkan Diri dari Erupsi Semeru

Sumarwi, hingga kini masih memilih bertahan mengurangi di SDN 4 Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Imam Nawawi
JALAN KAKI: Sumarwi, Pengungsi di SDN 4 Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025) Pria lansia ini jalan kaki selama satu jam untuk menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru. 

Ringkasan Berita:
  • Sumarwi,umur 69 tahun menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru dengan berjalan 1 jam 
  • Kini ia masih memilih bertahan mengungsi di SDN 4 Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur usai Erupsi Gunung Semeru.

 

Laporan : Imam Nawawi

SURYAMALANG.COM, JEMBER- Sumarwi, hingga kini masih memilih bertahan mengurangi di SDN 4 Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur usai Erupsi Gunung Semeru.

Meskipun rumahnya di Dusun Gumukmas Desa Supiturang Kecamatan tidak terdampak luapan lava gunung berapi tersebut. Tetapi bagi pria lanjut usia (Lansia) umur 69 tahun ini, insiden ini mengakibatkan trauma yang mendalam.

"Kalau rumah itu masih utuh, tetapi saya masih takut karena saya lihat lavanya meletup jadi takut sekali," ujar Sumarwi saat diwawancari di SDN 4 Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Kisah Warga Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Waswas Kala Awan Panas Semeru Menerjang

Dia mengaku ingat betul ketika lava gunung berwarna putih menjulang tinggi di udara pada, Rabu (19/11/2025) pukul 14.00 WIB. Kemudian berubah jadi hitam dan ada percikan apinya.

"Saya melihat itu debu panas itu, dan suara alarm akhirnya saya untuk mengungsi. Tidak tahunya keluarga ternyata sudah sampai sini (pengisian)," kata pria yang akrab disapa Marwi.

Marwi mengaku berjalan kaki selama satu jam menuju SDN 4 Supiturang, guna menyelamatkan diri kejaran wedus gembel atau lahar panas Semeru.

"Saya ke sini jalan kaki, wes kadong panik. Tidak sempat ambil motor. Kalau jaraknya dari rumah kesini saya juga kurang tahu, tapi lek jalan kaki ada satu jam-an," imbuhnya.

Petani buah salak ini juga tidak menyangka bisa kuat berjalan kaki selama satu jam.

Kata dia, mungkin hal itu dampak pikiran sedang panik.

"Saya juga tidak tahu, tapi ya untung jalan kaki. Kalau pakai sepeda motor mungkin tambah bingung karena macet jalannya," tuturnya.

Selain itu, Marwi mengaku hanya membawa baju yang dipakainya saat itu, sebab tidak sempat untuk membawa barang-barang lainnya, karena sangkin paniknya.

"Saya ke sini juga tidak bawa apa, wes kadung ketakutan," imbuhnya.

Selama berjalan kaki dari rumah ke lokasi pengungsian. Marwi mengungkapan seluruh kendaraan jalan raya tidak bergerak, karena sebab dipenuhi orang berbondong mengungsi.

Sumber: SuryaMalang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved