Kabupaten Malang

Bupati Malang Tinjau SR Tahap 1 C di BLK Singosari, MPLS Baru Dimulai dengan Pembiasaan 40 Hari

MPLS Rintisan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang Angkatan/Tahap 1C dimulai hari ini, Selasa (30/9/2025).

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/LULUUL ISNAINIYAH
TINJAU SR TERINTEGRASI 47 MALANG - Bupati Malang, Sanusi mencoba merasakan tempat tidur asrama bagi siswa Rintisan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang Angkatan/Tahap 1C, Selasa (30/9/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Rintisan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang Angkatan/Tahap 1C dimulai hari ini, Selasa (30/9/2025).

Sampai 40 hari ke depan, para siswa akan difokuskan untuk pembiasaan dengan lingkungan agar merasa nyaman atau betah.

Rintisan SR ini berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Fasilitas telah direnovasi sesui dengan SOP yang berlaku dari Kementerian Sosial (Kemensos). 

Hari ini, Bupati Malang, Sanusi meninjau secara lokasi Rintisan SR didampingi oleh perangkat daerah terkait, hingga tenaga pendidik yang bertugas.

Sebelum meninjau ia memberikan pesan kepada siswa serta wali murid yang mengantar. 

Selanjutnya, Sanusi menuju ke ruang asrama siswa putra dan putri, ruang kelas, ruang guru, laboratorium, ruang makan, dan lainnya.

SR TERINTEGRASI 47 MALANG: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Rintisan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang Angkatan/Tahap 1C dimulai hari ini, Selasa (30/9/2025). 40 hari ke depan, para siswa akan difokuskan untuk pembiasaan dengan lingkungan.
SR TERINTEGRASI 47 MALANG: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Rintisan Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang Angkatan/Tahap 1C dimulai hari ini, Selasa (30/9/2025). 40 hari ke depan, para siswa akan difokuskan untuk pembiasaan dengan lingkungan. (SURYAMALANG.COM/LULUUL ISNAINIYAH)

Berdasarkan pantauan, kondisi fasilitas dalam keadaan baru. 

Seperti pada ruang asrama, baik kasur tingkat, bantal, maupun guling masih baru.

Bahkan Sanusi mencoba kasur tersebut dengan mendudukinya.

"Kita lakukan peninjuan di sini untuk memastikan bahwa nanti SR di BLK Singosari ini dapat berjalan dengan baik. Dan semua fasilitasnya sudah sesuai dengan SOP," kata Sanusi.

Orang nomor satu di Kabupaten Malang ini berharap, SR rintisan mampu menciptakan kader terbaik.

Sebab, siswa yang sekolah berlatar belakang dari warga kurang mampu yang mendapatakan pendidikan kurang maksimal. Serta, yang berasal dari anak putus sekolah.

"Tentunya ini Pak Kepala Sekolah, harus ada perbedaan dengan yang sekolah umum. Jadi di teori pendidikan itu input yang diberikan harus berbeda dengan sekolah umum, agar nanti outputnya setara," jelasnya.

"Karena jargonnya SR 'Cerdas Bersama Tumbuh Setara' maka itu tidak mudah untuk melaksanakan itu, harus ada perlakuan-perlakuan yang lebih dari yang biasanya," imbuhnya.

Selanjutnya, ia berpesan kepada Kepala SR agar sebelum pembelajaran dimulai, para siswa diharapkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Tujuannya, untuk menanamkan rasa nasionalisme pada siswa.


Sementara itu, Kepala SR Terintegrasi 47 Malang, Warsito menyampaikan bahwa SR di BLK Singosari merupakan angkatan 1C.

Total siswa sebanyak 100 anak. Mereka terbagi dalam tiga rombongan belajar, yaitu satu rombel untuk SD dan tiga rombel untuk SMA.

Sedangkan angkatan 1A pada SRMA berlokasi di BKPSDM Kota Malang dengan total siswa dari Kabupaten Malang sebanyak 18 anak.

Pembelajaran telah dimulai pada 1 Juli 2025.

 Pada angkatan 1B pada SRMP berlokasi di PPSA Batu dengan total siswa dari Kabupaten Malang sebanyak 32 anak.

"Hari ini kita launching SR 1C sekaligus pembukaan MPLS. Siswa keseluruhan dari Kabupaten Malang yang kami utamakan dari desail 1 dan desil 2 atau keluarga yang betul-betul tidak mampu kemudian drop out. Itu diusahakan yang masihh memiliki harapan," imbuh Warsito.


Warsito menyampaikan, kurikulum dari SR menggunakan pendekatan multy entry-multy exit. Sehingga proses pembalajaran pada SR tidak bisa disamakan dengan sekolah umum.

Di sisi lain, tenaga pendidik pada SR ini sebanyak 20 guru, untuk SD 2 guru dan SMLA 17 guru, kemudian 1 kepala sekolah .

Tenaga pendidik berasal dari guru yang mengikuti program profesi pra jabatan dan terjaring dalam seleksi guru SR.

Selama MPLS, siswa akan difokuskan untuk pembiasaan diri pada lingkungan yang baru selama 40 hari ke depan. Hal ini dilakukan agar siswa merasa nyaman dan betah selama tinggal di asrama. 

"Sesuai dengan arahan Menteri Sosial anak-anak diberikan pembiasaan dengan pembelajaran yang menyenangkan. Kita bikin kegiatan yang tujuannya untuk menyatukan siswa, guru, dan wali asrama. jadi mereka bisa betah," tukasnya.(isn)

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved