Kota Malang

Jembatan Sonokembang Kota Malang Ditutup, Kemungkinan Dibuka Kembali pada Desember 2025

Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Utara Sulfat, Kota Malang, ditutup total akibat gerusan tanah yang terjadi di bawah

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
DITUTUP - Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Utara Sulfat, Kota Malang, ditutup total akibat gerusan tanah yang terjadi di bawahnya, Sabtu (11/10/2025). Jembatan akan diperbaiki dan diperkirakan kembali buka pada Desember 2025. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Utara Sulfat, Kota Malang, ditutup total akibat gerusan tanah yang terjadi di bawahnya, Sabtu (11/10/2025).

Pantauan SURYAMALANG.COM di lokasi, jembatan ditutup dari sisi dua arah. Kendaraan tidak bisa melintas. Harus cari alternatif lain.

Gerusan tanah yang terjadi di bawah jembatan akibat derasnya aliran sungai pasca hujan kemarin sore.

Terlihat bongkahan bangunan jembatan yang roboh dan menghalau arus air.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, telah meminta Dinas PUPRKP untuk memperbaiki. Perbaikan itu menggunakan dana Belanja Tidak Terduga.

Wahyu menjelaskan, di hari pertama perbaikan akan dilakukan pembongkaran fondasi untuk memastikan aliran air yang mengalir di bawahnya lancar.

"Pembongkaran harus dilakukan, agar tidak menimbulkan bahaya saat hujan deras," kata Wahyu Hidayat yang telah meninjau kondisi jembatan, Sabtu (11/10/2025).

Baca juga: Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Pastikan Tak Gunakan APBD untuk Perjalanan Dinas ke Luar Negeri

Dijelaskan Wahyu Hidayat, berdasarkan hasil tinjauan di lapangan, konstruksi jembatan memiliki dua pondasi, yakni lama dan baru.

Dua pondasi itu tidak terhubung. Diduga, akibat tidak terhubungnya dua pondasi tersebut, jembatan mudah ambrol.

Wahyu mengatakan, pondasi yang ambrol adalah pondasi yang dibangun pada 1998. Selain gerusan tanah di bawah, beban kendaraan juga memengaruhi.

Jembatan Sonokembang merupakan salah satu akses vital dengan volume lalu lintas tinggi. Karena itu, penanganan darurat akan diprioritaskan dengan sumber dana dari BTT.

"Kami minta Dinas PUPR-PKP segera hitung dan kaji. Kalau waktu efektif tinggal dua bulan, harus ada skenario lain. Bisa jadi sementara kita pasang penopang dulu, baru pembangunan permanen di 2026," ujarnya.

Wahyu juga mengingatkan warga untuk tidak melintasi jembatan tersebut sementara waktu. Melihat kondisi jembatan saat ini, telah dipasang rambu-rambu, karena berisiko tinggi.

Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Malang, Dandung Julhardjanto menyebut, kondisi jembatan sudah kritis. Kondisi bagian selatan jembatan bahkan disebutnya melengkung.

"Untuk sisi selatan itu sudah melayang, penopangnya hanya tanah. Dari tiga girder di bawah, semuanya sudah melengkung, bahkan sisi timur mulai retak. Ini sangat berbahaya," jelasnya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved