Sangat Kecewa Sri Mulyani Disamakan dengan Sahroni, Telepon Teddy Sebelum Rumah Dijarah Tak Diangkat
Sangat kecewa Sri Mulyani disamakan dengan Sahroni, telepon Teddy sebelum rumah dijarah tak diangkat negara telah gagal melindunginya.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Rasa kecewa mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani diungkap oleh pihak-pihak terkait yang mengaku mengetahui fakta di balik penjarahan rumah sang pejabat pada Minggu, (31/8/2025) lalu.
Tidak hanya rumah Sri Mulyani yang jadi sasaran efek gelombang demo, namun rumah beberapa anggota DPR RI seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, dan Nafa Urbach juga dijarah sejak Sabtu, (30/8/2025).
Salah satu yang paling membuat Sri Mulyani sakit hati adalah disamakan dengan Ahmad Sahroni.
Rumah Ahmad Sahroni menjadi sasaran amuk massa sampai dijarah karena menyebut pembubaran DPR adalah ide orang tolol yang secara tidak langsung membuat rakyat tersinggung disebut tolol oleh wakil rakyat mereka sendiri.
Baca juga: Belum Kapok Anak Purbaya Senggol Sri Mulyani Lagi, IG Ilang Ganti TikTok, Sudah Dilarang Main Medsos
Sedangkan Sri Mulyani yang sudah hampir 15 tahun mengabdi sebagai Menkeu merasa telah bekerja keras dan memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Rasa kecewa Sri Mulyani disampaikan secara tepisah oleh dua sumber berbeda yakni mantan Menko Polhukam Mahfud MD dan wartawan senior Harian Kompas yang bertugas di Istana, Suhartono.
Cerita Mahfud MD
Pertama dari cerita Mahfud MD, Sri Mulyani begitu kecewa karena negara gagal melindunginya.
Dengan rekam jejak, prestasi dan banyak andil bagi negara, aparat justru tidak mampu melindungi rumah Sri Mulyani.
"Beliau sangat kecewa saya dengar, 'kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu negara tidak memberi perlindungan yang cukup'," kata Mahfud MD di Youtube Laeon Hartono tayang Rabu, (10/9/2025).
Negara bisa saja beralasan tindak penjarahan terjadi tiba-tiba, tapi semestinya hal itu bisa diantisipasi mengingat rumah Sri Mulyani menjadi target terakhir dari daftar pejabat lain yang sudah jadi korban.
"Tapi semestinya diantisipasi, kalau sudah terjadi di rumah Sahroni mestinya di tempat pejabat lain dijaga," kata Mahfud MD.
Baca juga: Curahan Hati Sri Mulyani 2 Kali Ingin Mundur Dari Menteri Keuangan, Akhirnya Kena Reshuffle Prabowo
Padahal kata Mahfud, sebelum massa datang, Sri Mulyadi sudah meminta bantuan.
"Tapi di rumah dia itu ketika terjadi penjarahan pertama dia telepon ke pejabat berwenang, dikirim TNI tapi sedikit," lanjutnya.
Ternyata dua jam kemudian datang lagi massa yang menjarah rumah Sri Mulyani.
"Dua jam kemudian datang lagi penjarahan, baru dikirim agak banyak, tapi sudah terlanjur dijarah juga," jelas Mahfud.
Lalu Mahfud MD membocorkan satu hal yang membuat Sri Mulyadi sangat kecewa yakni disamakan dengan Ahmad Sahroni.
"Saya dengar keluhannya, 'ya saya ndak apa-apa sih itu orang menjarah mungkin karena butuh, tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang yang kedua saya disamakan dengan Sahroni'," kata Mahfud.
Sahroni menjadi target amukan massa karena pernyataan "tolol".
Sedangkan Sri Mulyani adalah korban hoaks dari video-nya yang viral menyebut 'guru itu beban negara' padahal kata-kata itu tidak pernah ada dalam pidatonya, namun rupanya di-edit pakai teknologi AI.
"Disamakan dengan Sahroni itu kan ndak enak. Dia nangis di situ, katanya. Dari sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani," ungkap Mahfud.
Cerita Wartawan Istana
Saat menjadi narasumber di BUSINESS TALK Kompas TV, wartawan senior Harian Kompas, Suhartono menceritakan Sri Mulyani sempat telepon dua orang beberapa jam sebelum rumahnya dijarah.
Pertama, Sri Mulyani telepon Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya namun tidak diangkat.
Kedua, Sri Mulyani telepon Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin untuk meminta perlindungan.
Sayangnya kala itu, Sjafrie Sjamsoeddin hanya mengirimkan 20 anggota TNI untuk menjaga rumah Sri Mulyani.
Baca juga: Gue Bercanda Klarifikasi Anak Menkeu Purbaya Sebut Sri Mulyani Agen CIA Maksudnya Ternak Mulyono
Alhasil, penjarahan dan perusakan rumah Sri Mulyani tidak bisa dihindari.
"Siang hari sebelum terjadi penjarahan Ibu Sri sudah datang ke sana, kelihatannya sudah mendapatkan info (soal penjarahan di rumah pejabat), kemudian beliau pulang lalu terjadi penjarahan," ucap Suhartono, Selasa (9/9/2025) malam.
"Dia sempat telepon Seskab Teddy, tapi tidak diangkat" lanjutnya.
"Lalu bu Sri Mulyani menelepon Sjafrie Sjamsoeddin, meminta pengamanan,dikirim cuma 20 tantara, sehingga tidak bisa menahan ratusan massa," imbuhnya.
Sri Mulyani lantas merasa sangat kecewa.
"Ibu Sri Mulyani ini baru aset, bagaimana jika dia ada di rumah? jadi itu yang membuat Bu Sri down," kata Suhartono.
"Ketika bertahan tiba-tiba dia harus ganti," tambahnya.
Curhatan Panjang Sri Mulyani
Lewat akun Instagram-nya pun Sri Mulyani menulis curhatan panjang, sebagai berikut:
"Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu.
Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.
Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan.
Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU - dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung.
Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.
Baca juga: Kelemahan dan Kelebihan Purbaya Menteri Keuangan Pengganti Sri Mulyani Disebut Orangnya Luhut
Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi.
Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.
Terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat.
Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia.
Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.
Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus.
Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia Jakarta, 31 Agustus 2025," tulis Sri Mulyani di akun Instagram-nya
(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Belum Kapok Anak Purbaya Senggol Sri Mulyani Lagi, IG Ilang Ganti TikTok, Sudah Dilarang Main Medsos |
![]() |
---|
'Hidup Bak Raja Rakyat Susah' Jane Bule Jerman Sentil Pejabat Indonesia Tiap Hari Lewat Rumah Sambo |
![]() |
---|
Sosok Hakim Wahyu Widodo Menangis Baca Vonis Pembunuh Balita Jombang 20 Tahun, Ini Jejak Kasusnya |
![]() |
---|
Transfer Ridwan Kamil ke Lisa Mariana Diduga Dana Korupsi, KPK Ungkap Asal-usulnya |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Malang-Kota Batu Hari Ini Jumat 12 September 2025, Langit Berawan Dingin Bisa 16°C |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.