Kontras Reaksi Jokowi dan Luhut Ditanya Utang Whoosh: Balik Badan sampai Blak-blakan 'Sudah Busuk'
Kontras reaksi Jokowi dan Luhut ditanya utang kereta cepat Whoosh: mulai balik badan sampai blak-blakan menyebut 'sudah busuk sejak awal'.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) rute Jakarta-Bandung atau kereta Whoosh menjadi polemik, sebab nilainya mencapai triliunan rupiah hingga memberatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat, khususnya PT KAI.
Mega Proyek KCIC tersebut, dibuat dan terlaksana di masa pemerintahan Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan sejatinya sudah bermasalah sejak awal.
Selain terjadi pembengkakan biaya, pemerintah di era Jokowi menyuntik proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan duit APBN.
Padahal, sebelumnya Jokowi dan para pembantunya menegaskan KCJB tak akan menggunakan uang APBN sepeser pun karena menggunakan skema business to business (b to b).
Baca juga: Akar Utang Whoosh Versi Mahfud MD: Tolak Bunga Jepang 0,1 Persen Pilih Cina 2 Persen, KPK Siap Gerak
Janji lainnya yang dilanggar pemerintah, yakni memberikan jaminan atas pembayaran utang ke kreditur China.
Setelah KCJB beroperasi, masalah lain muncul, yakni beban kerugian hingga triliunan.
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dirilis di situs resmi KAI, PSBI tercatat menderita kerugian sebesar Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.
Tren tersebut berlanjut hingga tahun ini. Hanya dalam enam bulan pertama 2025, kerugian PSBI kembali bertambah Rp 1,625 triliun.
Lalu bagaimana reaksi Jokowi?
Ketika ditanya mengenai utang proyek KCIC, Jokowi memilih tersenyum.
Momen tersebut terjadi saat Jokowi menghadiri acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Jumat (17/10/2025).
Pada kesempatan itu, sejumlah wartawan mencoba menggali responsnya mengenai pendanaan proyek kereta cepat, namun Jokowi hanya tersenyum dan membalikkan badan tanpa memberikan komentar.
Pertanyaan terus dilontarkan, tapi Jokowi tetap memilih diam dan melanjutkan aktivitasnya menyapa para alumni Fakultas Kehutanan yang hadir.
Komentar Luhut Binsar Pandjaitan
Sementara itu, di kesempatan berbeda, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui kalau proyek Kereta Cepat Whoosh sudah bermasalah sejak awal perencanaan.
Di era Presiden Jokowi, Luhut ikut mengurusi KCJB saat itu karena menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut mengaku ikut berunding dengan China terkait negosiasi proyek tersebut.
"Saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang" beber Luhut dalam acara "1 Tahun Prabowo-Gibran" katanya di Jakarta, dikutip pada Sabtu (18/10/2025).
"Kemudian kita coba perbaikin, kita audit, BPKP, kemudian kita berunding dengan China," lanjut Luhut.
Baca juga: Sikap Ngotot Danantara Soal APBN Buat Purbaya Makin Tegas, Utang Kereta Cepat Whoosh Bayar Sendiri
Soal beratnya beban utang dan bunga yang harus ditanggung BUMN Indonesia yang terlibat di proyek KCJB, menurut Luhut, hal itu sudah masuk dalam negosiasi dengan pihak China dan saat ini tinggal menunggu keputusan presiden.
Lebih lanjut, Luhut menyampaikan, Presiden Prabowo akan menerbitkan Keppres untuk menyelesaikan persoalan utang Kereta Cepat Jakarta Bandung kepada China.
Penerbitan Keppres juga berkaitan dengan restrukturisasi utang KCIC.
"Ya itu kan harus restrukturisasinya. Sekarang sedang dikerjakan, dari kantor saya Seto (Anggota DEN Septian Hario Seto) yang paham betul mengenai itu. Dan tadi pagi saya tanya, kita tinggal tunggu Keppres saja," ujar Luhut.
"Saya sudah koordinasi dengan Pak Rosan karena dulu saya yang nanganin. Jadi supaya berlanjut saya sudah beritahu Pak Rosan," lanjutnya.
Sepakat dengan Purbaya
Luhut menyampaikan, sepakat dengan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, soal APBN tidak akan lagi digunakan untuk KCJB sebagaimana yang sudah dilakukan pemerintah di masa lalu.
Menurut Luhut, yang diperlukan sekarang adalah melakukan restrukturisasi dan melakukan perundingan dengan pihak kreditur dari China.
"Kita ribut-ribut Whoosh, Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu tinggal restructuring saja. Siapa yang minta APBN? Enggak ada yang pernah minta APBN. Restructuring," ucap Luhut.
Jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menembus sekitar 7,27 miliar dollar AS atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500).
Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga sebesar 2 persen per tahun.
Baca juga: Keputusan Utang Kereta Cepat Whoosh Setelah Purbaya Tolak Bayar Pakai APBN, Ini Reaksi Istana
Utang pembangunan Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama.
Bunga utang KCJB ini jauh lebih tinggi dari proposal Jepang yang menawarkan 0,1 persen per tahun.
Selain itu, total utang tersebut belum menghitung tambahan penarikan pinjaman baru oleh KCIC karena adanya pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dollar AS, bunga utang tambahan ini juga lebih tinggi, yakni di atas 3 persen per tahun.
Sebagian besar pembiayaan proyek Whoosh memang ditopang dari pinjaman CDB, ditambah penyertaan modal pemerintah lewat APBN, serta kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China sesuai porsi sahamnya masing-masing di KCIC.
Lebih dari separuh biaya untuk menutup cost overrun berasal dari tambahan utang CDB.
Sisanya berasal dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China yang menggarap proyek ini.
Cost overrun itu ditanggung oleh kedua belah pihak, di mana 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.
Purbaya Tolak Bayar Utang
Sebelumnya, Purbaya menolak membayar utang proyek KCIC atau Whoosh menggunakan APBN dan menegaskan kewajiban pembayaran utang itu akan diselesaikan melalui Danantara.
“Bukan enggak dibayar, tapi (lewat) Danantara, bukan APBN. Arahan saya maunya ke sana,” ujar Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (15/10/2025).
Purbaya menilai, Danantara memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menanggung kewajiban tersebut.
Hal ini didasarkan dari kapasitas Danantara sebagai lembaga yang menerima dividen dari entitas BUMN.
“Kalau dulu kan semuanya pemerintah. Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk Danantara. Dia cukup mampu untuk itu (membayar utang),” ujarnya.
Analis Sudah Mengingatkan Jokowi
Analis kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkap, Jokowi saat masih menjabat, pernah mengumbar janji proyek Whoosh tidak akan rugi dan menyebut proyek tersebut baik untuk bangsa dan negara.
Janji itu disampaikan kepada Agus saat bertemu Jokowi di Istana Bogor pada 2019 silam.
Dalam pertemuan ini, Agus sendiri sudah menyatakan penolakan terhadap proyek Whoosh karena sudah dianggap tidak layak diteruskan.
"Pak Presiden waktu itu memberikan penjelasan bahwa ini tidak akan rugi, ini pasti baik buat bangsa ini karena berteknologi tinggi, dan seterusnya," papar Agus dalam YouTube Forum Keadilan, Jumat (17/10/2025).
Selanjutnya, Agus Pambagio juga mengungkap ekspresi Jokowi saat diberitahu proyek kereta cepat ini tidak feasible atau tidak layak dilaksanakan.
Saat itu, Jokowi hanya tersenyum dan yakin proyek tersebut tidak akan merugi.
"Tipikal Pak Jokowi, senyum gitu. Nggak ada yang aneh-aneh, 'bisa kok ini', gitu. Pokoknya, jalan," ujar Agus,
Agus mengaku, saat akan bertanya lagi kepada Jokowi setelah menyampaikan penolakan proyek KCJB ini, dirinya justru dikode oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk tidak bertanya.
"Saya kan mau tanya lagi, saya dicolek, diinjak sama Pak Wantimpres. Ya sudah saya diam. Yang teman-teman yang lain juga banyak mungkin mau tanya," ungkapnya.
Bahkan Agus menceritakan pengakuan Jokowi menggandeng China dalam proyek Whoosh adalah idenya sendiri, meski sebelumnya sudah ada feasibility study bersama Jepang.
Menurut Agus, Jokowi kemungkinan memilih China karena merasa lebih nyaman.
Apalagi, selama dua periode (2014-2019 dan 2019-2024), Jokowi memang dekat dengan China, lantaran ada banyak proyek bantuan dari negara yang berjuluk Negeri Tirai Bambu ini.
Agus juga menanggapi penolakan Purbaya terhadap usulan pembayaran utang proyek Whoosh dibebankan pada APBN.
Baca juga: FAKTA Pemerintah Indonesia Punya Deposito Rp 285,6 T di Bank, Menkeu Purbaya Janji Bakal Investigasi
Purbaya menyebut, proyek tersebut saat ini dikelola oleh BUMN yang berada di bawah naungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) Danantara.
Dengan penolakan dari Purbaya, Agus menilai, utang Whoosh tidak akan bisa terlunasi.
"Enggak terbayar, terus siapa yang mau bayar?" tutur Agus.
Agus mengaku, sudah menolak ketika PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggantikan posisi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai lead konsorsium yang menggarap proyek KCJB.
Sebab, saat Agus masuk tim transformasi PT KAI bersama mantan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan, keduanya sudah berhasil menyelamatkan PT KAI dari rugi Rp 800 miliar menjadi untung sekitar Rp 2 atau 3 triliun.
Lantas, jika saat itu KAI disuruh membiayai proyek KCJB alias Whoosh, Agus mempertanyakan pendapatan dari mana, dan bahkan bisa kembali minus alias merugi lagi.
Sekarang, Agus menilai, wajar jika Danantara-lah yang harus membayar beban utang proyek Whoosh.
Namun, Agus menyarankan, Purbaya rapat bersama Komisi XI DPR RI dan Danantara untuk mencari solusi terkait proyek Whoosh.
Agus menyebut, dengan beban utang mencapai Rp 120 triliun dengan bunga kurang lebih Rp 2 triliun per tahun, maka proyek Whoosh sangat memberatkan keuangan negara.
(Kompas.com/Tribunnews.com/Tribunnews.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
| Relokasi Pedagang Pasar Gadang Kota Malang Diprediksi Rampung Desember 2025 |
|
|---|
| UB Malang Siapkan Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis untuk Dokter Palestina |
|
|---|
| Ada Apa dengan Arema FC? Gacor saat Tandang, Tapi Loyo di Kanjuruhan, Aremania Beri Respons Keras |
|
|---|
| Drama Ammar Zoni di Nusakambangan, Zeda Salim dan Kekasih Saling Bantah Keras: Parah Kacau Dia! |
|
|---|
| Layanan Digital Kependudukan Mulai Diminati Warga Kota Malang, Dilarang Pakai Jasa Calo! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/Kontras-Reaksi-Jokowi-dan-Luhut-Ditanya-Utang-Whoosh-Balik-Badan-sampai-Blak-blakan-Sudah-Busuk.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.