Malang Raya

Sambut Ultah ke-73, RRI Malang Gelar Dialog Khusus Terkait Netralitas sebagai Lembaga Penyiaran

Menyambut hari ulang tahun ke-73 Radio Republik Indonesia (RRI) Malang menggelar dialog khusus bertajuk penguatan netralitas

Penulis: Alfi Syahri Ramadan | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Alfi Syahri Ramadan
Dialog di RRI Malang menyambut hari ulang tahun RRI ke 73 di RRI Malang, Kamis (6/9/2018). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Menyambut hari ulang tahun ke-73 Radio Republik Indonesia (RRI) Malang menggelar dialog khusus bertajuk "penguatan netralitas dan independensi Radio Republik Indonesia sebagai lembaga penyiaran publik".

Hari ulang tahun RRI diperingati setiap tanggal 11 September. Dalam dialog tersebut hadir beberapa narasumber diantaranya ketua Dewan Pengawas RRI, Mistam, Rektor Unidha Malang, Prof. Suko Wiyono dan Akademisi Ilmu Komunikasi UMM, Sugeng Winarno MA.

Beberapa hal yang menjadi fokus utama pada dialog tersebut adalah permasalahan netralitas dan independensi. Pasalnya seperti diketahui stigma sebagai corong penguasa sempat sangat melekat kepada RRI selama masa orde baru. Bahkan hingga memasuki era reformasi sampai saat ini stigma tersebut belum sepenuhnya hilang.

Melihat hal itu, rektor Uwida, Prof Suko Wiyono mengakui bahwa RRI merupakan salah satu media penyiaran yang memiliki jaringan luas. Untuk itu, kesempatan tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan oleh RRI untuk bisa memaksimalkan menggarap isu yang tidak bisa digarap media lain.

"Saya rasa untuk rebrending memang tidak bisa sebentar. Tetapi saat ini proses rebranding yang dilakukan RRI sudah berjalan dengan baik. Saat ini rebranding tersebut sudah bissa dirasakan oleh para pendengan RRI," terangnya Kamis (6/9/2018).

Sementara itu, akademisi Ilmu Komunikasi UMM, Sugeng Winarno MA menyebut bahwa RRI harus mengambil perat ditengah semakin banjirnya informasi melalui media sosial. Peran yang dimaksud adalah RRI harus bisa menjadi media pelurus informasi yang beredar di masyarakat luas.

"Dengan situasi yang ada RRI harus bisa mengambil angle berbeda dalam pemberitaan. Hal itu agar kehadiran RRI benar-benar bisa dirasakan oleh pendengarnya secara nyata. Bahkan bila perlu RRI harus jadi transetter bagi media lain," bebernya.

Lebih dari itu, Sugeng Winarno menambahkan bahwa stigma yang melekat di RRI sejauh ini memang belum sepenuhnya hilang. Namun hal itu berbeda dengan semangat yang diusung oleh RRI yang saat ini sudah tidak seperti stigma yang ada.

"RRI tentu masih sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, RRI harus bisa merawat masyarakat yang sejauh ini termarjinalkan oleh informasi. Agar kehadiran RRI bisa benar-benar dirasakan olah masayarakat," tutupnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved