Kediri
Kisah Tenaga Honorer Mengabdi 1/4 Abad di Kediri, Upahnya Cuma Rp 300.000 Sebulan
Satu anaknya lagi juga sudah lulus SMA. "Satu anak saya jadi sarjana S 1," ungkapnya.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Kisah pilu para tenaga honorer di Kabupaten Kediri sangat banyak. Apalagi mayoritas tenaga honorer itu ada yang telah bekerja selama belasan hingga puluhan tahun.
Salah satunya adalah Sakum (54) tenaga honorer anggota Forum Honorer Kategori 2 (FHK2) Kabupaten Kediri. Untuk memperjuangkan nasibnya Sakum ikut aksi di Lapangan Katang depan Kantor Pemkab Kediri.
Sakum malahan mengaku sudah 25 tahun mengabdi sebagai penjaga sekolah di SDN Selopanggung 1, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Itu berarti seperempat abad lamanya.
"Saya sudah menjadi penjaga sekolah sejak 1993. Namun SK honorer saya baru diberikan terhitung 2003, tapi sampai sekarang belum diangkat," ungkap Sakum kepada Surya di sela aksinya di Lapangan Katang, Selasa (18/9/2018).
Meski telah 25 tahun mengabdi, honor setiap bulan yang diterimanya hanya Rp 300.000. Honor tersebut tentu sangat tidak mencukupi untuk biaya hidup keluarganya selama sebulan.
Sehingga konsekuensinya Sakum juga harus mencari penghasilan sampingan agar dapur keluarganya tetap mengebul. Usaha sampingan dilakukan dengan bekerja serabutan apa saja. "Saya biasa manjing (bekerja) sebagai buruh tani," ungkapnya.
Sakum sangat berharap di hari tuanya dapat segera diangkat menjadi CPNS. "Harapan kami mudah-mudahan diangkat menjadi PNS karena saya sudah lama mengabdi," ungkapnya.
Meski hanya sebagai penjaga sekolah dengan status tenaga honorer, namun Sakum mengaku sangat bangga karena telah berhasil menyekolahkan salah satu anaknya hingga lulus sarjana. Satu anaknya lagi juga sudah lulus SMA. "Satu anak saya jadi sarjana S 1," ungkapnya.
Sakum hanya salah satu dari ratusan tenaga honorer yang ambil bagian menggelar aksi di Lapangan Katang depan Kantor Pemkab Kediri.
Massa menuntut segera diangkat CPNS tanpa tes.
Tuntutan lainnya, FHK2 meminta penerimaan CPNS Pemkab Kediri dengan kuota 400 lebih dipending. Alasannya masih banyak tenaga honorer yang mengabdi tanpa putus belum diangkat CPNS.
Susilo Setia Nugroho, pengurus FHK2 Kabupaten Kediri mengungkapkan, para honorer K2 yang telah mengabdi selama berpuluh tahun dan di tes pada 2013 sampai sekarang belum ada kejelasan.
"Waktu itu nilai tidak keluar atau tidak dikoreksi. Teman-teman kami K2 ada yang diangkat, nilainya tidak keluar tapi SK pengangkatan keluar," ungkapnya.
Sedangkan K2 lainnya yang mengikuti tes, SK dan nilai tidak keluar. Sehingga para honorer K2 meminta perhatian dan keadilan dari pemerintah daerah.
Saat ini anggota FHK2 Kabupaten Kediri mencapai 800 orang yang benar-benar lulus dan lolos penelitian. Selain itu masih bekerja secara terus menerus tanpa putus mulai 2005 sampai sekarang.
Jumlah terbesar adalah tenaga guru yang berjumlah 450 orang serta Pegawai Tidak Tetap (PTT) sekitar 300 anggota.