Malang Raya
Sambut Wisatawan Gunung Bromo, Penduduk Sulap Rumah Jadi Homestay
Achmad, petani yang juga menyewakan kamarnya untuk homestay menyatakan, mendapat tambahan uang dapur jika ada tamu.
"Saya dapat order kamar dari Ladesta," jelasnya.
Per kamar dihargai Rp 100.000 dengan fasilitas air hangat dan tamu diberi snack dan minuman. Sedang untuk makan, tergantung order awalnya. Jika minta makan, maka istrinya yang akan masak.
"Rezeki, Alhamdullilah kalau homestay ramai," jawabnya.
Menurutnya, agar homestay tidak dicap sebagai tempat bebas, sudah aturan baku bahwa tamu laki-laki dan perempuan dipisah. Ia menceritakan, misalkan ada beberapa tamu laki-laki, maka harus menginap di homestay yang berbeda dengan tamu perempuan.
"Yang bukan suami istri harus pisah," terangnya.
Awal pengembangan usaha berbasis pemberdayaan masyarakat dimulai pada 2010. Saat itu beberapa warga yang masih menganggur berkumpul. Ketika ada rest area di Gubuk Klakah, mereka urunan berjualan disana. Namun setelah sempat tidak berkembang.
Kemudian bangkit lagi ketika mendapat order pertama dari Java Promo rombongan tamu satu bus dari Yogjakarta. Mereka melakukan petik apel disana sebelum menjalankan wisata ke Kota Batu. Kini Ladesta pun bisa menjalankan sebagai organiser perjalanan.
"Kami banyak bekerjasa sama dengan travel di Jakarta," jawabnya.
Tamu-tamu diinapkan ke homestay warga. Mereka juga mengatur perjalanan tamu ke sejumlah objek wisata sekitarnya.
(Sylvianita Widyawati)