Berita Video
Inilah Video Wawancara Tes Keperawanan Calon Anggota TNI dan Polri yang Kontroversial itu
Dalam video tersebut, seorang wanita yang wajahnya dirahasiakan, mengaku sebagai peserta tes masuk TNI yang diadakan pada tahun 2013 di Bandung.
"Perasaan saya campur aduk. Saya merasa terhina. Suasananya sangat menekan. Saya harap tes keperawanan itu tidak lagi digunakan di masa depan. Itu melanggar hak asasi perempuan," katanya.
Mayjen Fuad membantah tes itu diberlakukan juga untuk para tunangan perwira. Namun, HRW mendapatkan pengakuan seorang istri perwira diperlakukan seperti itu.
"Suami saya perwira angkatan laut. Kami menikah pada 2008. Jelang menikah, saya ikut tes, termasuk tes keperawanan itu," kata istri perwira AL itu.
Perempuan itu mengatakan, banyak calon istri perwira yang lolos dari pemeriksaan itu karena orang tua mereka perwira tinggi, minimal perwira menengah berpangkat kolonel.
"Sedangkan suami saya tidak berasal dari keluarga militer," keluhnya.
Pada November 2014, HRW juga menerbitkan laporan tentang tes keperawanan pada proses rekrutmen Polri. Lalu, laporan itu mendorong sejumlah perempuan di lingkungan militer angkat suara.
"Saya ikut tes itu. Sekarang saya kenal banyak istri perwira militer. Ketika cerita tentang polwan muncul, kami mulai bertukar cerita, termasuk soal suap rumah sakit agar lolos dari pemeriksaan itu," ungkapnya. (*)